Jumat 22 Feb 2019 16:17 WIB

Buntut Tiket Pesawat Mahal, Toko Oleh-Oleh Sumbar Sepi

Tiket pesawat mahal semoga bisa dicarikan solusinya oleh pemerintah.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Muhammad Hafil
Sejumlah calon penumpang pesawat udara, berada di konter check in, Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Padangpariaman, Sumatera Barat, Kamis (24/1/2019).
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Sejumlah calon penumpang pesawat udara, berada di konter check in, Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Padangpariaman, Sumatera Barat, Kamis (24/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID,PADANG--Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar Zirma Yusri mengatakan sepinya beberapa usaha oleh-oleh khas Sumatra Barat terjadi sejak kenaikan harga tiket pesawat dan penerapan bagasi berbayar penerbangan antar provinsi di Indonesia. Zirman menyebut yang merasakan dampaknya tidak hanya toko-toko kecil.

Toko-toko besar yang selama ini sudah ikonik di Sumbar seperti kripik balado 7Christine Hakim dan kripik balado Shirley di Kota Padang dan Sanjai Ummi Aufa Hakim di Kota Bukittinggi juga mengalami hal serupa. "Sepi. Jangankan toko-toko kecil, yang besar-besar saja mengeluh sepi. Karena pergerakan orang menuju Sumbar itu yang menurun," kata Zirma kepada Republika.co.id, Jumat (22/2).

Pemerintah dalam hal ini Dinas Koperasi dan UMKM Sumbar melakukan upaya untuk membantu promosi produk-produk lokal supaya perekonomian masyarakat tidak menurun. Selain promosi mereka juga memfasilitasi penjualan di tempat-tempat yang biasanya ramai. 

Tapi upaya itu, kata Zirma tidak terlalu mempan karena kondisi sepi. Selama ini kata dia penjualan produk-produk lokal Sumbar lebih banyak kepada pendatang. 

Zirman menambahkan selain karena pendatang yang berkurang, penjualan produk lokal menurun karena tarif bagasi dan ongkos kargo yang juga mahal. Biasanya banyak orang di Sumbar berkirim oleh-oleh kepada teman-teman di daerah lain. Sekarang mereka tidak bisa mengirim dalam jumlah banyak.

Kemudian Zirma melihat menurunnya usaha pedagang yang selama ini membeli barang dari luar Sumbar. Biasanya banyak pedagang sayur sayuran yang membeli bahan dari Pulau Jawa dengan mengirimkan menggunakan pesawat terbang. Sekarang bisnis seperti itu terhenti karena tidak sanggup menanggung beban ongkos. Mereka terpaksa mencari bahan dari dalam provinsi saja.

"Teman saya biasanya setiap malam menantikan pesawat terakhir datang menanti kiriman cabai dari Jawa. Sekarang dia tidak lagi membeli dari Jawa," ujar Zirma.

Ia berharap pemerintah pusat segera menemukan solusi agar tiket pesawat kembali terjangkau oleh masyarakat luas. Supaya perekonomian masyarakat kembali normal.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement