REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU), Arief Budiman, mengatakan pihaknya akan melakukan evaluasi terkait pengamanan pelaksanaan debat pilpres. Hal ini berkaitan dengan kejadian ledakan yang terjadi saat debat kedua pilpres pada Ahad (17/2) lalu. Namun, evaluasi pengamanan akan dilakukan secara terpisah.
Menurut Arief, dalam evaluasi debat kedua pilpres pada Rabu (20/2) siang, hanya akan dibahas hal-hal umum terkait teknis pelaksanaan. "Sementara nanti kalau yang detail-detail, kami akan undang pihak terkait yang memang ahli di bidangnya. Misalnya soal keamanan, " ujar Arief kepada wartawan di Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu siang.
Dia pun memberikan komentar terkait kejadian ledakan di Parkir Timur Senayan, pada Ahad lalu. Menurut Arief, hal itu di luar perkiraan KPU maupun pihak-pihak terkait.
"Kami harap bahwa debat berlangsung aman dan damai. Ternyata ada hal-hal.yang di luar perkiraan kami. Maka saya pikir ini menjadi pelajaran bagi banyak pihak, baik penyelenggara, peserta pemilu maupun pihak keamanan," tegasnya.
Meski demikian, KPU masih mempertimbangkan apakah lokasi nonton bareng (nobar) bagi pendukung paslon capres-cawapres yang ada di sekitar arena debat akan lebih disterilkan atau tidak. Sebab, jika terlalu ketat, KPU khawatir jalannya debat tidak bisa rileks.
"Dalam menyelenggarakan debat, tidak perlu juga terlalu ketat. Sehingga nanti orang-orang jadi takut berdebat secara rileks dan lepas. Kami tetap akan memformat debat dengan baik dan maksimal sehingga semua orang bisa menikmati jalannya debat," tegas Arief.
Sebagaimana diketahui, ledakan sempat terjadi di lokasi nobar debat kedua pilpres di parkir timur Senayan. Ledakan terjadi pada saat capres Jokowi sedang memaparkan visi dan misi bidang energi-pangan, SDA-lingkungan hidup dan infrastruktur.
Ledakan terjadi sebanyak tujuh kali dan berlokasi di dekat para pendukung capres Prabowo.