Senin 18 Feb 2019 03:04 WIB

BPN Sebut Ada Konflik Agraria dalam Beberapa Tahun Terakhir

BPN menyebut Prabowo bukanlah sosok yang ingin mempermalukan orang di depan publik

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzhar Simanjuntak.
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Koordinator Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Dahnil Anzhar Simanjuntak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN), Dahnil Anzar Simanjuntak menyatakan sebenarnya ada konflik agraria dalam beberapa tahun terakhir. Sehingga ia menyebut apa yang disampaikan calon presiden nomor urut 01 Jokowi tidak tepat. 

"Tadi kan disebutkan Pak Jokowi tidak ada satupun konflik agraria, padahal konflik agraria di era Jokowi 41 orang tewas dan 546 dianiaya," ujar , pada konferensi pers usai debat di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Ahad (17/2).

Baca Juga

Data tersebut ia sampaikan dengan merujuk berita salah satu media nasional daring. Karena itu, Dahnil mengatakan, apa yang dilakukan Jokowi tidak baik untuk publik. Meski begitu Prabowo tak ingin menyudutkan lawannya dalam Debat Capres Kedua tersebut

"Ini tentu tak baik untuk publik. Prabowo sedang berikan contoh, kepemimpinan Leader is Wisdom. Prabowo menahan diri meski disudutkan. Dia menahan untuk tidak mempermalukan orang lain," ungkap Dahnil.

Dahnil juga menyebutkan, Prabowo bukanlah sosok yang ingin mempermalukan orang lain di depan publik. Prabowo, kata dia, ingin memberikan contoh kepemimpinan yang baik, yang menghadirkan kejujuran sebagai nilai tertinggi.

"Beliau menyerahkan sepenuhnya kepada masyarakat dan publik untuk menilai mana pemimpin yang menjunjung nilai kejujuran dan mana yang tidak," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement