Ahad 17 Feb 2019 21:21 WIB

Kampung Nelayan Siap Dikembangkan jadi Kawasan Wisata

Kawasan Nelayan Kampung Sumber Jaya merupakan salah satu kawasan kumuh

Red: EH Ismail
 Presiden Jokowi didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Jumat (15/2), meninjau Kampung Sumber Jaya di Bengkulu
Presiden Jokowi didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Jumat (15/2), meninjau Kampung Sumber Jaya di Bengkulu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Jokowi didampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Jumat (15/2), meninjau Kampung Sumber Jaya di Bengkulu sebagai salah satu kawasan kampung nelayan yang ditata Kementerian PUPR. Program Penataan Kampung Nelayan menjadi salah satu prioritas pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Menteri PUPR mengatakan, dari 11 kawasan ada tiga kampung nelayan yang dijadikan sebagai percontohan, yakni Kampung Beting (Kota Pontianak), Kampung Sumber Jaya (Kota Bengkulu), dan Kampung Tegalsari (Kota Tegal).

Sementara delapan kawasan lainnya adalah Kawasan Nelayan Indah (Kota Medan), Kampung Kuin (Kota Banjarmasin), Kampung Karangsong (Kota Indramayu),  Kampung Tambak Lorok (Kota Semarang), Kampung Moro Demak (Kabupaten Demak), Kampung Untia (Kota Makassar), Kampung Oesapa (Kota Kupang) dan Kawasan Hamadi (Kota Jayapura).

Menurut Menteri PUPR, program pengembangan kawasan permukiman nelayan dan kampung tepi air, tidak hanya memperbaiki fisik infrastrukturnya, tapi juga mengajak masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup dan lingkungannya. Hal ini dimungkinkan karena perencanaan dilakukan bersama dengan Pemerintah Kota dan masyarakat.

“Penataan di kampung nelayan akan dikembangkan lagi agar bisa menjadi kawasan wisata," kata Menteri PUPR beberapa waktu lalu.

Kawasan Nelayan Kampung Sumber Jaya merupakan salah satu kawasan kumuh di Kota Bengkulu dengan luas 12.18 hektare dan dihuni oleh 799 Kepala Keluarga yang sebagian besar bermatapencaharian sebagai nelayan. Penataan kawasan kumuh dimulai sejak 2016 dengan kolaborasi antara Kementerian PUPR melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya dengan pemerintah kota Bengkulu. Sebagian kawasan yang ditata awalnya berada di tanah yang dimiliki PT Pelindo.

Pembangunan dengan alokasi dana keseluruhan sebesar Rp 57 miliar tersebut mencakup pekerjaan jalan akses gertak beton, jalan lingkungan berupa paving block dan saluran drainase yang diselesaikan pada 2016. Pekerjaan dilanjutkan pada 2017 hingga 2018 mencakup peningkatan jalan akses, saluran drainase (U-ditch), pembangunan Ruang Terbuka Hijau (taman komunal) dan revitalisasi masjid.

Tahun ini, dilanjutkan dengan penyelesaian penataan kawasan berupa perapihan taman lingkungan dan pemasangan penerangan sebagian jalan akses. Penataan kawasan juga dilengkapi dengan pembangunan dermaga nelayan, dan saat ini progres fisik keseluruhannya telah mencapai 97 persen dan ditargetkan rampung akhir Februari 2019.

Di lokasi yang sama terdapat 70 unit rumah penerima Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dari Kementerian PUPR bagi para nelayan yang tinggal di Kelurahan Sumber Jaya. Masing-masing keluarga menerima 15 juta untuk perbaikan rumah dari kondisi tidak layak huni menjadi layak huni.

Para penerima manfaat seperti Mansur, Rustam dan Anwar merasa terbantu dan berterimakasih kepada pemerintah atas bantuan tersebut. Ketiganya berharap kondisi perekonomian akan semakin membaik dengan perbaikan kualitas hunian ini. Kawasan yang semula kumuh kini menjadi lebih sehat dan rapi. Nelayan kini memiliki dermaga yang lebih baik untuk menambatkan perahunya. Selain itu anak-anak bisa bermain di taman lingkungan di sepanjang pantai.

Selain penataan kawasan, Kementerian PUPR juga telah membangun rumah khusus (Rusus) Nelayan sebanyak 52 unit pada 2016 dengan total anggaran sebesar Rp 7,18 miliar. Saat ini seluruh unit rumah tipe 36 tersebut sudah terhuni. Rusus telah dilengkapi prasarana sarana dan utilitas (PSU) seperti jalan lingkungan, drainase, listrik dan air. Kondisi tersebut diharapkan meningkatkan kenyamanan penghuni.

Pada 2015-2017 Kementerian PUPR juga telah menyelesaikan pekerjaan bangunan pengaman Pantai Panjang, Kota Bengkulu sepanjang 487 meter dengan anggaran Rp 14,35 miliar. Bangunan pengaman pantai atau breakwater yang dibangun Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai Bengkulu - Ditjen Sumberdaya Air berfungsi untuk meredam daya rusak air yang bersumber dari gelombang laut.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement