Rabu 13 Feb 2019 13:50 WIB

Kejadian Bencana di Sukabumi Terus Naik Capai 56 Kasus

Masyarakat harus lebih waspada.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Muhammad Hafil
Warga Dusun Cimapag Desa Sirnaresmi Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi melakukan evakuasi padi yang tertimbun longsor Selasa (8/1).
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Warga Dusun Cimapag Desa Sirnaresmi Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi melakukan evakuasi padi yang tertimbun longsor Selasa (8/1).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Kejadian bencana di Kota Sukabumi mengalami tren peningkatan. Sebabnya, hingga pertengahan Februari 2019 jumlah bencana di Kota Sukabumi telah mencapai 56 kejadian.

''Dari catatan terakhir jumlah bencana mengalami tren meningkat,'' ujar Kepala Unsur Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi Asep Suhendrawan kepada wartawan Rabu (13/2). Di mana hingga 13 Februai 2019 tercatat sebanyak 56 kejadian bencana.

Jenis bencana yang mendominasi kata Asep adalah longsor dan banjir. Sementara yang lainnya adalah kebakaran dan cuaca ekstrem.

Menurut Asep, dominasi bencana banjir dan longsor karena tingginya intensitas hujan. Sehingga mengakibatkan bencana banjir dan longsor yang merata di tujuh kecamatan Sukabumi.

Puluhan bencana ini ungkap Asep sudah ditangani oleh petugas BPBD. Penangananan dikoordinasikan dengan instansi terkait lainnya dan aparat kewilayahan baik camat serta lurah.

Asep menuturkan, upaya mengatasi bencana ini cepat dilakukan karena Kota Sukabumi telah menetapkan status siaga bencana longsor dan banjir sejak 1 Desember 2018 lalu hingga 31 Mei 2019 mendatang. Sehingga ketika terjadi bencana maka dengan cepat ditangani.

Di sisi lain kata Asep, BPBD berupaya meningkatkan program pengurangan resiko bencana (PRB). Caranya dengan mendorong masuknya perencanaan PRB dalam musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang) di tiap kecamatan yang kini tengah dilakukan di lapangan.

Hasilnya lanjut Asep, hampir semua kecamatan menjadikan pencegahan bencana sebagai prioritas program pembangunan di wilayahnya. Misalnya di Kecamatan Cikole yang memasukkan pencegahan bencana di aliran Sungai Cileles yang sempat terjadi banjir beberapa waktu lalu.

Meningkatnya kasus bencana kata Asep, harus menjadikan masyarakat lebih waspada. Terutama bagi warga yang tinggal di sempadan atau pinggir sungai.

Selain itu kata Asep, pemkot juga mengimbau agar masyarakat menggiatkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Misalnya dengan tidak membuang sampah ke sungai atau saluran air.

Selama ini sambung Asep penyebab terjadinya banjir salah satunya akibat tumpukan sampah di sungai yang menghambat aliran air sungai. Dampaknya ketika terjadi hujan deras maka aliran sungai meluap dan menerjang permukiman warga.

Sebelumnya kerugian akibat bencana di Kota Sukabumi pada Januari 2019 lalu menembus Rp 1 miliar.Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi Zulkarnain Barhami menerangkan, kerugian akibat bencana di Januari 2019 mencapai Rp 1.183.600.000. Kerugian terbesar berasal dari bencana longsor sebesar Rp 684.500.000.

Berikutnya banjir Rp 360.000.000 dan cuaca ekstrem Rp 129.000.000. Sementara kebakaran Rp 5.000.000 dan gempa bumi Rp 5.100.000.

Sementara wilayah yang paling banyak melaporkan bencana adalah Kecamatan Cikole dan Gunungpuyuh serta Waruodoyong. Di Kecamatan Cikole terjadi delapan bencana yakni longsor enam kejadian, banjir satu kejadian dan cuaca ekstrem satu kejadian.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement