Selasa 12 Feb 2019 20:11 WIB

Purwakarta Sasar Generasi Milenial untuk Gemar Membaca

Sudah ada 367 sudut baca (perpustakaan mini) yang tersebar di 192 desa dan kelurahan.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Agus Yulianto
Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika didampingi Ketua Pustakawan Nasional, Teuku Syamsul Bahri, saat meninjau koleksi buku di perpustakaan digital milik Dinas Arsip dan Perpustakaan Purwakarta, di kompleks Diorama Nusantara, Jl KK Singawinata, Selasa (12/2).
Foto: Ita Nina Winarsih
Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika didampingi Ketua Pustakawan Nasional, Teuku Syamsul Bahri, saat meninjau koleksi buku di perpustakaan digital milik Dinas Arsip dan Perpustakaan Purwakarta, di kompleks Diorama Nusantara, Jl KK Singawinata, Selasa (12/2).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Pemkab Purwakarta akhirnya memiliki perpustakaan digital. Kabarnya, perpustakaan ini yang pertama di Jawa Barat. Dengan kehadiran fasilitas publik berbasis teknologi ini, diharapkan bisa mendorong minat baca masyarakat. Terutama, generasi milenial.

Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika mengatakan, minat baca masyarakat Purwakarta sudah menunjukan pada tren yang positif. Salah satu indikatornya, dari jumlah kunjungan warga ke perpustakaan. Selama 2018 kemarin, jumlah kunjungan ke perpustakaan mencapai 89 ribu. 

"Itu yang berkunjung ke perpustakaan daerah di pusat kota. Belum lagi, warga yang berkunjung di perpustakaan mini yang ada di setiap desa," ujar Anne, disela-sela acara peresmian perpusatakaan digital, Selasa (12/2).

Saat ini saja, sudah ada 367 sudut baca (perpustakaan mini) yang tersebar di 192 desa dan kelurahan. Tetapi, lanjut Anne, kondisi perpustakaan tersebut masih jauh dari harapanya. Dia menginginkan, desa juga memiliki perpustakaan yang representatif serta kekinian. Seperti, perpustakaan digital yang baru diresmikan ini.

Alasannya apa? Karena, saat ini masyarakat di perkotaan dan pedesaan juga sudah melek teknologi. Telah banyak masyarakat, yang memiliki alat komunikasi canggih. Karenanya, fasilitas umum seperti perpustakaan juga harus bisa mengikuti perkembangan zaman.

Dengan demikian, di tahun depan pihaknya akan mendorong, supaya ada alokasi khusus dari dana bagi hasil (DBH) desa, yang difokuskan pada pembangunan perpustakaan. Dirinya bersyukur, jika perpustakaan di desa bisa menerapkan teknologi kekinian.

"Harapannya seperti itu. Supaya, warga terutama kaum milenial dimanapun bisa mengakses buku," ujarnya.

Anne menuturkan, membaca buku itu bukan sebatas kebutuhan saja. Melainkan, akan melahirkan kesejahteraan. Mengingat, saat ini banyak yang berhasil dan sukses, ketika membaca buku. Lalu, mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata.

Misalkan, ada warga yang ingin budidaya ikan lele. Maka, warga tersebut akan mencari berbagai macam referensi buku, lalu ketika sudah ada yang cocok, tinggal mengaplikasikannya di kehidupan nyata. Maka, budidayanya bisa sukses.

Dengan begitu, sambungnya buku yang merupakan jendela dunia, bisa membawa berkah juga bagi pembacanya. Untuk itu, pihaknya ingin minat membaca masyarakat kembali ditingkatkan. Apalagi, saat ini warga bisa mengakses buku dan membacanya melalui handphone berbasis android.

"Koleksi buku di perpustakaan digital kita, ada 3.600 judul. Jadi, silahkan warga mendaftar ke perpustakaan, untuk bisa mengakses e-book secara gratis," ujar Anne.

Sementara itu, Ketua Ikatan Pustakawan Nasional, Teuku Syamsul Bahri, mengaku, sangat mengapresiasi dengan diresmikannya perpustakaan digital di Purwakarta ini. Dengan adanya perpustakaan ini, menandakan minat baca di wilayah ini cukup bagus.

"Secara nasional, minat baca masyarakat Indonesia mengalami perubahan, dari rendah menjadi sedang," ujar Syamsul.

Itu menandakan kesadaran pentingnya membaca, sudah cukup tinggi. Karena itu, pihaknya sangat mengapresiasi daerah yang bisa memerhatikan kebutuhan membaca ini. Salah satunya Purwakarta. 

Secara terpisah, Kepala Dinas Arsip dan Perpusatakaan Kabupaten Purwakarta, Nina Meinawati, mengatakan, bangunan perpustakaan digital ini, luasannya mencapai 500 meter persegi. Pembangunnya dimulai sejak 2017 lalu. 

"Perpustakaan ini, digagas oleh bupati sebelumnya, yakni Dedi Mulyadi. Dengan adanya fasilitas ini, diharapkan masyarakat semakin gemar membaca lagi," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement