REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Kawanan gajah liar di Kecamatan Pintu Rimbee, Kabupaten Bener Meriah mengamuk, Senin (11/2) pagi. Bahkan, kawanan gajah liar itu sempat menyerang seekor gajah jinak yang sedang ditambat di salah satu dusun.
Irwansyah Putra (43 tahun), fotografer Antara yang sedang mengikuti tim Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh melakukan penggiringan gajah liar di lokasi kejadian menjelaskan, seekor gajah jinak yang diserang kawanan gajah liar mengalami cidera pada bagian kaki.
"Gajah jinak itu bernama Ida dengan usia 40 tahun. Saat kejadian, gajah untuk penggiring gajah liar tersebut sedang di tambat sekitar 500 meter dari base camp (tempat penampungan) tim penjinak," katanya melalui sambungan telepon seluler dari Banda Aceh, Selasa (12/2).
Irwansyah melanjutkan, mengetahui hal tersebut tim medis BKSDA Aceh di bawah pimpinan dokter hewan Arman langsung mengobati cedera yang dialami. Itu dilakukan setelah memisahkan kedua kelompok kawanan yang memiliki belalai panjang dan kuping lebar tersebut.
"Pak dokter hewan Arman, kini sedang bekerja ektra untuk mengobati cidera serius yang dialami oleh gajah jinak ini di lokasi kejadian," terang Irwansyah.
Kepala Conservation Response Unit Daerah Aliran Sungai Peusangan, Syahrul Rizal mengaku, Kawanan gajah Sumatra liar ini memasuki Gampong Negeri Antara sejak enam hari yang lalu. Dan, telah merusak belasan hektare kebun milik masyarakat setempat.
"Keseluruhan ada 32 gajah liar, dan sekarang sudah berpencar di tiga titik," kata Rizal, yang memiliki wilayah kerja mencakup di tiga kabupaten, yakni Bener Meriah, Gayo Lues, dan Bireuen.
Petugas BKSD Aceh, menurutnya, hingga kini masih berusaha menggiring kawanan gajah liar ke Daerah Aliran Sungai (DAS) Peusangan dan hutan lindung di wilayah tersebut.
Petani dan penduduk kampung setempat berharap pemerintah secara serius menangani konflik satwa. Selain itu, melakukan upaya pencegahan agar kawanan gajah tidak lagi masuk ke pemukiman dan merusak areal pertanian warga.