Ahad 10 Feb 2019 20:52 WIB

Panglima TNI: Pemuda Muslim Harus Miliki Karakter Ketakwaan

Hadi mengajak anggota Kokam untuk belajar dari Jenderal Soedirman.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Teguh Firmansyah
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.
Foto: dok. Puspen TNI
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto, mengatakan, pemuda Indonesia, khususnya pemuda Muslim, harus memiliki karakter ketakwaan yang tinggi. Pemuda, kata dia, harus memiliki semangat untuk berbuat yang terbaik untuk bangsa dan negara.

"Pemuda Muslim Indonesia harus memiliki karakter sebagai orang yang beriman dan bertakwa serta harus memiliki semangat kebangsaan yang tinggi," kata Hadi dalam keterangan persnya, Ahad (10/2).

Ia menambahkan, sejatinya, semangat untuk senantiasa berbuat terbaik oleh pemuda tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk masyarakat, bangsa, dan negara. Semangat kebangsaan itu seperti cinta tanah air, persatuan dan kesatuan, rela berkorban serta pantang menyerah.

"Itu merupakan warisan yang tidak ternilai dari para pahlawan pendahulu bangsa Indonesia. Warisan itu harus bersama-sama dirawat dan selalu dihidupkan dalam kehidupan sehari-hari," jelas Hadi di hadapan sekitar 3.000 Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam).

Ia juga mengatakan, generasi muda Indonesia sejak dahulu selalu menjadi pelopor dan motor semangat kebangsaan. Para pemudalah yang mendirikan Budi Utomo dan mencetuskan Sumpah Pemuda serta bergerak dalam berbagai medan perjuangan. Perjuangan sejak perjuangan merebut, mempertahankan, dan kini mengisi kemerdekaan itu sendiri.

Panglima TNI pun mengajak para Angkatan Muda Muhammadiyah untuk belajar dari Jenderal Soedirman yang dapat mempersatukan para pejuang dari berbagai latar belakang. Pejuang itu ada yang berasal dari pendidikan Belanda (KNIL), pendidikan Jepang (PETA), laskar-laskar pemuda dan laskar kedaerahan. Ia berpendapat, Soedirman-Soedirman masa kini juga harus mampu dan mau menjadi pemersatu bangsa.

“Bangsa ini tak lagi melawan penjajah secara nyata, tidak lagi berperang, namun berjuang mengisi kemerdekaan dengan pembangunan. Dengan keanekaragaman, ke-bhinneka tunggal ika-an yang kita miliki, persatuan dan kesatuan adalah prasyarat mutlak dalam pembangunan," ujar Panglima TNI.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement