Kamis 07 Feb 2019 15:22 WIB

LSI: Jokowi-Maruf masih Unggul di Kantong Suara Muslim

Jokowi-Ma'ruf unggul dengan 49,5 persen, sedangkan Prabowo-Sandi 35,4 persen.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Ratna Puspita
Peneliti LSI Denny JA Adjie Alfaraby saat ditemui di kantornya Rawamangun, Jakarta, Kamis (7/2).
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Peneliti LSI Denny JA Adjie Alfaraby saat ditemui di kantornya Rawamangun, Jakarta, Kamis (7/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis hasil survei terbaru terkait pergeseran dukungan pilpres di enam kantong suara. Peneliti LSI Adjie Alfaraby mengatakan, pasangan nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul di kantong suara pemilih Muslim dengan angka 49,5 persen.  

"Sementara, Prabowo-Sandi memperoleh dukungan sebesar 35,4 persen," kata Adjie di Jakarta, Kamis (7/2).

Baca Juga

Dari total 85 persen pemilih Muslim, sebanyak 15 persen belum menentukan pilihan. Adjie menilai, pertarungan capres kantong suara pemilih Muslim akan lebih ketat karena selisih keduanya tidak terlalu lebar.

"Meski unggul, Jokowi-Ma'ruf hanya unggul dengan selisih di bawah 15 persen di kantong pemilih Muslim," ujarnya.

Kendati unggul, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sedikit mengalami penurunan dalam kurun waktu lima bulan terakhir. Pada Agustus 2018 LSI mencatat dukungan pemilih Muslim untuk Jokowi berada di angka 52,7 persen. 

Dukungan di kantong suara pemilih Muslim terhadap Jokowi-Ma'ruf sempat mengalami penurunan pada September di angka 49,5 persen. Kemudian, naik menjadi 53,7 persen pada Oktober.

Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf mengalami penurunan kembali pada November menjadi 49 persen. Tapi, tingkat keterpilihannya kembali naik pada Desember pada angka 50 persen. 

Sementara itu, tren dukungan atas Prabowo-Sandiaga di kalangan pemilih Muslim justru mengalami kenaikan selama lima bulan terakhir. Pada Agustus 2018 dukungan hanya di angka 27,9 persen, kemudian merangkak naik ke angka 32,1 sebulan setelahnya. 

Pada Oktober dukungan sempat mengalami penurunan di angka 31,7 persen, tetapi pada November melonjak hingga 35,2 persen. Dukungan kembali mengalami penurunan pada Desember di angka 33,5 persen sebelum akhirnya kembali naik di angka 35,4 persen. 

Survei dilakukan pada 18-25 Januari 2019. Survei tersebut melibatkan 1.200 responden di 34 provinsi. Metode yang digunakan, yaitu multistage random sampling dengan margin of error 2,8 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement