Kamis 07 Feb 2019 02:40 WIB

Menkolpolhukam: Ancaman Persatuan Bangsa tidak Lagi Militer

Ancaman sekarang, yakni narkoba, pencurian ikan, pembalakan hutan, terorisme.

Menko Polhukam Wiranto.
Foto: Republika/ Wihdan
Menko Polhukam Wiranto.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam) Wiranto mengingatkan ancaman persatuan bangsa saat ini tidak lagi dari sisi militer melainkan bersifat multi dimensional. Ancaman sekarang yang perlu diwaspadai adalah narkoba, pencurian ikan, pembalakan hutan, terorisme hingga radikalisme.

Menurutnya masyarakat perlu menyadari saat ini pada seluruh aspek kehidupan ada ancaman dan tidak lagi soal militer semata. "Misalnya, anak-anak kita jadi pecandu narkoba, itu kan ancaman dari sisi kesehatan dan masa depan generasi penerus menjadi terjebak," kata dia pada Forum Koordinasi dan Sinkronisasi Wawasan Kebangsaan di Padang, Rabu (6/2).

Selain itu, pembabatan hutan juga bisa menjadi ancaman karena menyebabkan musibah banjir. Ia mengingatkan kalau tidak diwaspadai ancaman tersebut akan masuk ke Indonesia dan bisa menjadi bagian kehancuran suatu bangsa.

Wiranto memberi contoh ketika ada satu pesawat yang jatuh dengan jumlah penumpang sekitar 300 orang, semua orang menyorotnya. Sementara setiap hari ada 30 orang yang meninggal karena narkoba atau 900 orang satu bulan, tapi tidak ada yang ribut.

Tidak hanya itu, ia memaparkan saat ini terjadi apa yang disebut dengan proxy war atau perang tanpa menggunakan senjata untuk menghancurkan suatu negara. "Dengan demikian bela negara menjadi tugas dan kewajiban semua masyarakat Indonesia terhadap semua ancaman tersebut, dan tidak lagi hanya tugas TNI dan polisi saja," ujar dia.

Ia menyampaikan "negeri ini tempat kita lahir, dibesarkan dan mencari hidup bahkan tempat kita dikuburkan sehingga perlu untuk bersama-sama menjaganya".

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement