Senin 04 Feb 2019 00:02 WIB

Pidatonya Dinilai Bernada Keras, Ini Tanggapan Jokowi

Jokowi kadang merasa bosan terus berbicara halus.

Red: Nur Aini
Calon Presiden Joko Widodo (tengah) berswafoto dengan massa Forum Alumni Jawa Timur di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (2/2/2019).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Calon Presiden Joko Widodo (tengah) berswafoto dengan massa Forum Alumni Jawa Timur di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (2/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Calon presiden nomor urut 02 Joko Widodo menyebut tidak masalah pidatonya bernada keras dalam beberapa kesempatan karena sesuai dengan fakta yang ada.

"Yang paling penting menyampaikan fakta, yang paling penting menyampaikan data," kata Joko Widodo di GOR Jatidiri, Semarang, Ahad (3/2).

Ia mengaku, kadang merasa bosan untuk terus berbicara halus sehingga menurut dia tak masalah untuk sedikit bernuansa keras. Hal terpenting yang disampaikan bukan kabar bohong dan kedustaan.

"Ya masak suruh halus terus. Ya kadang-kadang kita kan bosan. Bolehlah keras-keras sedikit-sedikit tidak apa," katanya.

Ia justru menegaskan pentingnya menyampaikan data dan fakta kepada masyarakat luas. "Yang paling penting bukan menyampaikan semburan dusta, yang paling penting bukan menyampaikan semburan kebohongan, yang paling penting bukan menyampaikan semburan hoaks," katanya.

Jokowi dalam dua kali kesempatan kunjungan kerjanya ke Jawa Timur dan Jawa Tengah akhir pekan ini, memberikan pidato bernada keras dengan menyindir pernyataan-pernyataan lawan politiknya. Hal itu misalnya terkait hoaks penganiayaan Ratna Sarumpaet, pernyataan perbandingan ekonomi Indonesia dengan Haiti, dan pendapat soal Indonesia akan punah pada 2030.

Kerasnya nuansa pidato Jokowi, juga diakuinya untuk memberikan semangat secara khusus kepada para relawan pendukungnya.

"Ya tujuannya memberikan semangat kepada relawan yang dalam dua hari ini yang menyampaikan dukungan kepada kita. Memang perlu militansi dalam setiap kita bekerja," katanya.

Sementara soal serangan yang semakin gencar dari kubu lawan politiknya, Jokowi mengaku tidak merasakan ada serangan.

"Serangan apa? Nggak ada. Serangan apa nggak ada. Nggak ada," kata Jokowi

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement