Ahad 03 Feb 2019 01:00 WIB

Jokowi Sindir Pengkritiknya Soal Infrastruktur

Jokowi menyebutkan, jika memang sudah tak suka dirinya, dijelaskan tak akan nyambung.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Muhammad Hafil
Capres nomor urut 01 Jokowi menghadiri deklarasi dukungan oleh Paguyuban Pengusaha Jawa Tengah di Semarang, Sabtu (2/2).
Foto: Republika/Sapto Andika Candra
Capres nomor urut 01 Jokowi menghadiri deklarasi dukungan oleh Paguyuban Pengusaha Jawa Tengah di Semarang, Sabtu (2/2).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi), menyindir pihak-pihak yang masih mengkritik pembangunan infrastruktur untuk memperbaiki ekonomi masyarakat. Saat hadir dalam deklarasi dukungan oleh Paguyuban Pengusaha Jawa Tengah, Jokowi menyebutkan bahwa pihak yang suka mengkritik soal hal tersebut tak mengerti soal ekonomi makro.

"Ada orang ngomong ke saya, Pak kita nggak mau makan jalan tol. Ya kalau nggak ngerti teori ekonomi makro sulit saya menjelaskan. Atau kalau memang benci dan enggak senang, dijelaskan kayak apa ya gak nyambung," kata Jokowi di MG Setos, Sabtu (2/2).

Jokowi menyebutkan bahwa pemerintahannya memang memfokuskan pembangunan infrastruktur dalam belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Fokus terhadap infrastruktur, menurut dia, lebih mending ketimbang pemerintah mencoba melakukan belanja di seluruh sektor tanpa ada pengkhususan.

"Kalau semuanya dikerjakan, anggaran diecer-ecer, kembali lagi baunya enggak akan kelihatan. Percaya saya," katanya.

Soal infrastuktur ini, Jokowi menceritakan perjalanan pembangunan Indonesia sejak orde baru. Ia menyebutkan, tol pertama yang dibangun di Tanah Air adalah Tol Jagorawi sepanjang 50 km pada tahun 1978. Saat itu, ujar Jokowi, nyaris seluruh negara di Asean plus Cina berkaca ke Indonesia untuk menjajal membangun tol. Namun setelah 40 tahun berlalu, tahun 2014, panjang jalan tol yang dibangun baru 780 km.

"Kita sampai akhir 2018 sudah 782 km. Tetapi akhir tahun ini hitungan kita akan mendapatkan angka 1.854 km. Itu jangan ditepuktangani, karena saya anggap ini masih lambat, ini masih lambat, meski sudah kerja pagi malam pagi, tiga shift," kata Jokowi.

Jokowi meminta masyarakat kembali menengok ke Cina yang dalam 40 tahun sanggup membangun 280 ribu km. Berkaca pada Cina, Jokowi menyebutkan bahwa pembangunan tol mampu menekan biaya distribusi, memperlancar mobilitas orang, dan meningkatkan daya saing masyarakatnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement