Sabtu 02 Feb 2019 17:15 WIB

Jokowi Sindir Sandiwara 'Muka Bonyok' Ratna Sarumpaet

Jokowi mengajak masyarakat Indonesia optimistis menatap masa depan.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Muhammad Hafil
Tersangka penyebaran berita bohong atau hoaks Ratna Sarumpaet bergegas menuju Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan dari Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (31/1/2019).
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Tersangka penyebaran berita bohong atau hoaks Ratna Sarumpaet bergegas menuju Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan dari Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (31/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo mengajak masyarakat Indonesia untuk mempraktikan tata cara berpolitik yang mengedepankan etika, penuh dengan tata krama, keadaban, dan sopan santun. Sehingga politik di Indonesia yang sudah banyak dicemari hoaks, fitnah, dan berita bohong bisa kembali dibawa ke jalur yang benar.

Sehingga tidak adalah lagi orang yang mengaku-ngaku mukanya bonyok dan lebam lantaran dianiaya, padahal aslinya karena operasi plastik. Prilaku yang dimaksud Jokowi adalah apa yang dipraktikan Ratna Sarumpaet, yang beberapa waktu lalu mengaku mukanya lebam lantaran dianiaya, padahal telah menjalani operasi plastik.

"Mau diarahkan ke mana sebetulnya itu, saya tahu mau daiarahkan ke saya.  Bahwa yang menganiaya itu adalah kelompoknya 01 gitu, tahu kok. Untung tidak mendapat ridho dari Allah SWT. Tidak usah kita buka, sudah kebuka sendiri," kata Jokowi saat menghadiri deklarasi dukungan dari Forum Alumni Jatim, di Tugu Pahlawan Surabaya, Sabtu (2/2).

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun mengajak masyarakat Indonesia untuk lebih optimistis menatap ke depan. Sehingga tidak ada lagi yang mengatakan Indonesia akan bubar, dan punah. Dia mengajak masyarakat lebih yakin, Indonesia bisa menjadi salah satu negara yang diperhitungkan masyarakat dunia.

"Marilah kita tumbuhkan optimisme. Jangan lagi ada yang bilang Indonesia ini mau bubar, Indinesia akan punah, gak. Kita harus menatap ke depan dengan rasa optimisme yang tinggi. Jangan lagi ada yang ngomong selang darah dipakai 40 kali. Jangan sampai ada yang ngomong tempe setipis ATM," ujar Jokowi.

Jokowi juga mengingatkan agar kaum intelektual, utamanya yang ada di Forum Alumni Jatim, harus bisa memberikan pencerahan kepada masyarakat. Sehingga politik Indonesia yang sudah terkontaminasi berita-berita bohong dan fitnah ini, bisa kembali dibawa ke tata cara politik yang penuh dengan tata krama, keadaban, dan sopan santun.

Jokowi juga meminta Forum Alumni Jatim lebih aktif mengedukasi masyarakat tentang tata cara berpolitik yang benar. Bahkan dia meminta edukasi tersebut dilakukan secara door to door, dan bahkan dari desa ke desa.

"Oleh karena itu saya minta agar kita semuanya ini door to door, dari desa ke desa, kabarkan mana yang benar, mana yang tidak benar. Jangan dibolak balik. Sekarang ini banyak hal yang dibolak-balik," kata Jokowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement