Sabtu 02 Feb 2019 08:29 WIB

Cara Polres Beda Polres Bukittinggi Cegah Radikalisme

Polisi ustaz tiap hari subuh keliling sampaikan bahaya terorisme.

Pemandangan Kota Bukittinggi
Foto: Antara
Pemandangan Kota Bukittinggi

REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI -- Polres Bukittinggi memiliki cara berbeda mencegah radikalisme. Kepolisian menurunkan polisi Ustaz atau polisi yang turun langsung memberikan ceramah di masjid-masjid di Bukittinggi, Sumatra Barat.

"Kami turun ke masyarakat memberikan pencerahan, menjadi dai, menjadi ustaz di Bukittinggi bagaimana secara filosofi maupun ideologi kepada saudara kita yang barangkali memiliki pemahaman yang berbeda," ujar Kapolres Bukittinggi AKBP Arly Jembar Jumhana, di Mapolres Bukittinggi, Sabtu (2/2).

Arly mengatakan jajaran Polres Bukittinggi setiap hari melakukan subuh keliling untuk membangun sinergi dengan masyarakat dan menjaring informasi dari masyarakat. Dalam subuh keliling, pihaknya juga menyampaikan bahaya radikalisme dan terorisme serta penting untuk tetap berlandaskan Pancasila dalam hidup berbangsa.

Pimpinan adat tigo tungku sajarangan yang terdiri atas tokoh masyarakat, alim ulama serta cendekiawan pun dirangkul polisi dalam upaya mencegah radikalisme. Bukittinggi merupakan kota yang sangat Islami, ujar Arly, sehingga tindakan preventif mencegah radikalisme sangat penting.

Polres Bukittinggi juga terus bertukar informasi dengan Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri dalam menangkal radikalisme di kota wisata itu. "Kota Bukittinggi kota wisata, jangan sampai orang merasa tidak nyaman datang ke Bukittinggi," kata Arly pula.

Pada 2018, Densus 88 menangkap seorang terduga teroris di Bukittinggi dan empat terduga teroris di Payakumbuh dan Padang. Sebelumnya, pada 2017 pun terdapat selebaran yang diduga terkait ISIS di area publik berupa imbauan dan peringatan kepada masyarakat untuk menjauhi tempat-tempat tertentu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement