Jumat 01 Feb 2019 21:00 WIB

149 Jiwa Meninggal Akibat DBD

Data tersebut berdasarkan laporan 395 kabupaten/kota di 34 provinsi.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Muhammad Hafil
Sejumlah pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menunggu mendapatkan penanganan medis di ruang Unit Gawat Darurat (UGD), Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Rabu (30/1/2019).
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Sejumlah pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) menunggu mendapatkan penanganan medis di ruang Unit Gawat Darurat (UGD), Rumah Sakit Umum Daerah Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Rabu (30/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat penderita penyakit demam berdarah dengue yang meninggal dunia mulai 1 Januari 2019 sampai jumat (1/2) mencapai 149 jiwa. Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Anung Sugihantono mengatakan, hal tersebut berdasarkan laporan 395 kabupaten/kota di 34 provinsi.

Di mana, mulai 1 Januari 2019 hingga Jumat (1/2) terjadi 15.305 kasus DBD dan penderita yang tidak tertolong sudah ratusan jiwa. "Data kematian hingga 1 Februari 2019 pukul 17.00 WIB yaitu sebanyak 149 jiwa. Provinsi yang mempunyai tren tinggi kasus suspect dengue adalah Jawa Timur, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur, Lampung, Sulawesi Utara, Jawa Tengah, dan DKI Jakarta," katanya saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (1/2) malam.

Ia menyebut kematian terjadi di Jawa Timur (Jatim) 52 jiwa, Jawa Barat 14 jiwa, Sulawesi Utara 13 jiwa, Nusa Tenggara Timur 13 jiwa, Jawa Tengah sembilan jiwa, Kalimantan Tengah sembilan jiwa, Sulawesi Selatan delapan jiwa, Sumatra Selatan tiga jiwa, Lampung tiga jiwa, Banten tiga jiwa. Selain itu,  Kalimantan Timur tiga jiwa, Kalimantan Barat tiga jiwa, Aceh dua jiwa, Sumatra Utara dua jiwa, Kepulauan Riau dua jiwa, Jambi dua jiwa, Gorontalo dua jiwa, Sulawesi Tengah dua jiwa, Riau satu jiwa, Bengkulu satu jiwa, Kalimantan Selatan satu jiwa, dan Papua satu jiwa.

Sementara itu, dia menambahkan, data kesakitan atau kasus DBD di Jatim sebanyak 3.074, Jawa Barat 2.204 kasus, Nusa Tenggara Timur 1.284 kasus, Lampung 1.157 kasus, Sulawesi Utara 1.092 kasus, Jawa Tengah 1.027 kasus, DKI Jakarta 662 kasus, Sulawesi Selatan 503 kasus, Kalimantan Timur 465 kasus, Kalimantan Tengah 367 kasus, Kalimantan Selatan 357 kasus. Kemudian, Sumatra Selatan 353 kasus, Kalimantan Barat 291 kasus, Kepulauan Riau 248 kasus, Riau 231 kasus, Jambi 225 kasus, Banten 220 kasus.

Selanjutnya, Sumatra Barat 213 kasus, Aceh 161 kasus, Bengkulu 152 kasus, Gorontalo 147 kasus, Yogyakarta 141 kasus, Sulawesi Tengah 139 kasus, Bali 138 kasus, Bangka Belitung 118 kasus, Sulawesi Tenggara 98 kasus, Sumatra Utara 76 kasus, Kalimantan Utara 45 kasus, Papua 37 kasus, Maluku Utara 31 kasus, Maluku 30 kasus, Sulawesi Barat 17 kasus, dan Papua Barat dua kasus. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement