Jumat 01 Feb 2019 17:31 WIB

TKN: Pernyataan Pak Rudi Digoreng untuk Diskreditkan Jokowi

Upaya 'menggoreng' pernyataan Rudiantara bertujuan menggerus elektabilitas Jokowi.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Andri Saubani
Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara
Foto: Republika TV/Surya Dinata
Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding, mempersoalkan upaya sejumlah pihak 'menggoreng' pernyataan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara untuk mendiskreditkan Presiden Joko Widodo. Pernyataan Rudiantara yang dimaksud adalah soal ujaran. "Yang bayar gaji ibu siapa?"

Padahal, menurut Karding, pernyataan Rudiantara tersebut sebagai sikap pejabat yang tidak ingin aparatur sipil negara (ASN) terlibat politik praktis. Sebab, pernyataan itu disampaikan Rudiantara saat ada ASN di jajarannya yang menyampaikan sikap politik di muka publik.

Baca Juga

"Usaha menggoreng pernyataan Pak Rudiantara untuk mendiskreditkan Presiden Jokowi sama sekali tidak beralasan. Pertama, karena memang sebagai pejabat negara Pak Rudi wajib mengingatkan bawahannya untuk netral," ujar Karding kepada wartawan, Jumat (1/2).

Karding menegaskan, Presiden Jokowi dalam berbagai kesempatan selalu menekankan pentingnya netralitas pejabat negara, ASN, dan TNI/Polri dalam Pilpres 2019. "Dan komitmen itu saya tahu betul masih dipegang beliau sampai sekarang," kata Karding.

Karena itu, Karding menilai, semestinya disikapi bahwa ia tak ingin ada ASN di jajarannya yang menunjukkan sikap tidak netral di depan publik. "Beliau yang tidak ingin ASN terlibat politik praktis. Sehingga, bisa dipahami jika beliau bereaksi saat ada PNS di jajarannya yang menyampaikan sikap politik di muka publik," ujar Karding.

Menurut Karding, pernyataan Rudiantara itu seharusnya tidak dimaknai sebagai bentuk tekanan terhadap perbedaan politik. Sebaliknya, sikap itu justru menjadi mengingat bagi pejabat negara yang netral dalam Pilpres 2019.

"Sebaliknya, ini alarm bagi semua pihak khususnya pejabat negara untuk senantiasa menjaga netralitas aparaturnya di Pilpres 2019," kata Ketua DPP PKB itu.

Sebelumnya, beredar video interaksi Menkominfo Rudiantara dengan salah seorang ASN saat acara internal di Jakarta, Kamis (31/1). Kejadian berawal ketika Rudiantara meminta pegawai Kemenkominfo memilih stiker sosialisasi Pemilu 2019 yang akan ditempel di kompleks kementerian tersebut. Kedua stiker--stiker satu dan stiker dua--memiliki warna berbeda.

Saat diminta memilih, para pegawai pun bersorak memberikan jawabannya nomor satu atau dua. Menanggapi gelagat yang menjurus itu, Menkominfo pun menegaskan bahwa pemilihan tersebut tidak ada kaitannya dengan pemilu, tapi hanya memilih stiker.

Hasilnya, stiker nomor dua yang dipilih. Setelah itu, Menkominfo meminta seorang ASN maju untuk menjelaskan mengapa ia memilih stiker nomor dua.

Menurut keterangan resmi Kemenkominfo pada Jumat, ASN yang diminta maju oleh menteri mengasosiasikan nomor rancangan stiker dengan nomor urut capres pilihannya di pemilu. Media memberitakan, Rudiantara menyindir ASN itu.

"Padahal, sebelumnya Menkominfo sudah dengan gamblang menegaskan bahwa pemilihan tersebut tidak ada kaitannya dengan pemilu. Penegasan tersebut terhitung diucapkan sampai empat kalimat sebelum memanggil ASN tersebut ke panggung," demikian bunyi keterangan resmi dari Kemenkominfo.

Mendengar jawaban ASN tersebut, Rudiantara mengingatkan bahwa pemilihan rancangan stiker itu tidak ada kaitannya dengan capres di Pemilu 2019.

Setelah itu, Rudiantara melontarkan kata-kata, "Yang bayar gaji Ibu siapa?" kepada ASN tersebut. Menurut Kemenkominfo, kalimat tersebut tercetus karena menteri merasa ASN yang digaji rakyat atau pemerintah menyalahgunakan kesempatan tersebut untuk menunjukkan sikap yang tidak netral.

"Menkominfo ingin menegaskan bahwa ASN digaji oleh negara, sehingga ASN harus mengambil posisi netral, setidaknya di hadapan publik," demikian jawaban Kemenkominfo melalui keterangan tertulisnya.

Kalimat berikutnya yang dilontarkan Rudiantara dalam acara tersebut, "yang menggaji pemerintah dan bukan keyakinan ibu," seperti dalam keterangan tersebut, merujuk pada "sikap ketidaknetralan yang disampaikan kepada publik yang mencederai rasa keadilan rakyat yang telah menggaji ASN".

Menyusul video Menkominfo itu, warganet pada Jumat (1/2) pagi ramai membahas topik bertanda pagar #YangGajiKamuSiapa di dunia maya. Tagar itu hingga sore ini masih bertengger di puncak trending topic Twitter di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement