Jumat 01 Feb 2019 07:37 WIB

Tiga JPO Sudirman Siap Digunakan Pekan Depan

Pemprov DKI menyiapkan anggaran sebesar Rp 78 miliar untuk membangun 10 JPO.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Bilal Ramadhan
Desain Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Bundaran Senayan, di Jalan Jendral Sudirman, Jakarta Pusat yang sedang dilakukan revitalisasi.
Foto: dok. Humas Pemprov DKI Jakarta
Desain Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Bundaran Senayan, di Jalan Jendral Sudirman, Jakarta Pusat yang sedang dilakukan revitalisasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Bina Marga DKI Jakarta masih merampungkan revitalisasi tiga jembatan penyeberangan orang (JPO) di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat. Salah satu JPO, yaitu JPO Bundaran Senayan (Bunsen), disebut telah selesai dan siap digunakan.

“JPO Bunsen sudah selesai dan siap digunakan. Tinggal  menunggu material liftnya untuk (penyandang) disabilitas,” kata Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho, Kamis (31/1).

Hari melanjutkan, JPO yang lainnya, yaitu JPO Gelora Bung Karno (GBK), saat ini masih dalam tahap penyelesaian. JPO itu ditargetkan makan selesai pada pekan depan, tepatnya pada 6 Februari mendatang.

Sementara itu, JPO di depan Polda Metro Jaya saat ini juga masih dalam tahap penyelesaian. Hari mengatakan, JPO itu masih dalam tahap pemasangan atap. “Target selesai akhir Februari 2019,” kata Hari.

Dia membenarkan bila kedua JPO, yaitu GBK dan Polda Metro Jaya, membutuhkan waktu yang agak lebih lama. Pengerjaannya, kata dia, memang menunggu JPO Bundaran Senayan terlebih dahulu.

Meskipun ketiganya dibangun dalam selang waktu yang tak berjauhan, dia menyebut terdapat beberapa hal teknis yang membuat JPO GBK lebih sulit direvitalisasi. Di bagian atap, kata dia, pemasangannya lebih sulit daripada di JPO Bundaran Senayan. Lalu, di JPO Polda, kata dia, perlu adanya penambahan gelagar jembatan.

Dia masih belum bisa memastikan perihal kapan diresmikannya ketiga JPO itu. Menurut perkiraannya, ketiganya akan siap pada Februari mendatang. Hari juga menjelaskan, pihaknya akan membangun dan merevitalisasi JPO-JPO lainnya di DKI Jakarta.

Sedikitnya ada lima JPO yang direvitalisasi menggunakan dana Koefisien Luas Bangunan dari perusahaan swasta. Lima JPO itu adalah tiga JPO yang ada di Jalan Sudirman, yaitu JPO Bundaran Senayan, JPO GBK, dan JPO Polda Metro Jaya. Selanjutnya adalah JPO Jembatan Gantung Daan Mogot, Jakarta Barat, dan JPO Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Lalu, skywalk, kata dia, akan dibangun di Kebayoran Lama pada halte Transjakarta Koridor 13 Velbak-Stasiun KA Kebayoran Lama dan di Fatmawati-stasiun MRT. “JPO yang menggunakan dana APBD ada 10 titik, namun masih tahap perencanaan sehingga totalnya ada sebanyak 17 titik,” kata dia.

Kepala Seksi Pembangunan dan Peningkatan Jalan Tak Sebidang Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Imam Adi Nugraha, mengatakan, tiga JPO yang ada di Jalan Sudirman memiliki ciri-ciri dan keunikan tersendiri. Ciri itu, antara lain, ketiga JPO itu memiliki desain yang artistik. Selain itu, ketiganya memiliki fasilitas lift untuk memudahkan penyandang disabilitas, wanita hamil, orang tua lanjut usia, dan ibu membawa anak.

“Lalu, ketiga JPO itu juga memiliki tata pencahayaan yang menarik serta dilengkapi dengan kamera CCTV untuk menambah keamanan dan kenyamanan,” kata Imam.

Menurut dia, konsep pembangunan JPO baru yang dilaksanakan oleh pemerintah provinsi memang semacam JPO tersebut. Hal itu tak menutup kemungkinan pada masa yang akan datang, pihaknya membangun JPO lainnya juga dengan pendekatan yang sama.

“Kita upayakan sama tapi tergantung juga dengan ketersediaan lahan di lokasi tersebut,” kata dia.

Sementara itu, pemprov menyiapkan APBD 2019 sebanyak Rp 78 miliar untuk membangun 10 JPO. Pembangunannya ditargetkan rampung pada Juni mendatang.

Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Yoga, memberikan beberapa catatan terkait dengan akan dibangunnya JPO-JPO yang ada di DKI Jakarta. Menurut dia, hal yang terpenting adalah JPO harus ramah untuk anak-anak, lansia, ibu hamil, dan penyandang disabilitas.

“JPO dibuat menarik tetapi yang lebih penting harus dibuat ramah untuk anak-anak, lansia, dan (penyandang) disabilitas,” kata Nirwono.

Selain itu, JPO juga harus terhubung dengan halte bus Transjakarta. Hal itu penting untuk terciptanya integrasi transportasi dan mendorong masyarakat untuk berpindah ke transportasi publik dari dan ke tempat-tempat saat bepergian.

Dia juga mengingatkan kepada pemprov untuk memprioritaskan JPO-JPO yang telah dibangun tetapi mengalami kerusakan. Pasalnya, hal itu lebih mendesak untuk digunakan. “Faktor keamanan dan keselamatan pengguna JPO harus diutamakan,” kata Nirwono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement