Rabu 30 Jan 2019 18:06 WIB

Angkutan Logistik Disarankan tak Gunakan Jalur Darat

Angkutan logistik lebih efektif jiga menggunakan kereta api atau kapal.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolanda
Sejumlah kendaraan melintasi di jalan Tol Batang Semarang saat penyusuran pra uji laik fungsi dan keselamatan Trans Jawa, Batang, Jawa Tengah, Jumat (7/12/2018).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Sejumlah kendaraan melintasi di jalan Tol Batang Semarang saat penyusuran pra uji laik fungsi dan keselamatan Trans Jawa, Batang, Jawa Tengah, Jumat (7/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi logistik saat ini merasa tarif Tol Trans Jawa sangat mahal sehinga harus dikaji ulang. Pengamat transportasi Djoko Setijowarno mengatakan jika tarif tersebut mahal, pada dasarnya angkutan logistik memang seharusnya tidak menggunakan jalur darat agar lebih efisien.

“Angkutan logistik itu memang lebih efektif jika penataannya bagus menggunakan moda kereta api atau kapal,” kata Djoko kepada Republika.co.id, Rabu (30/1).

Terlebih, menurut Djoko setiap moda transportasi memiliki keterbatasan daya angkut dan daya jelajah. Untuk trasnportasi truk, kata dia, memiliki daya angkut dan jelajah dengan maksimal 500 kilometer, sementara Tol Trans Jawa memiliki panjang 1.167 kilometer.

Untuk itu, meski di jalan tol memiliki rest area, tetapi hal tersebut masih tidak sesuai dengan penggunan truk dalam mengangkut logistik. “Lebih dari itu (500 kilometer), tentu pilihan tol tidak efektif. Tol itu juga merupakan jalan alternatif yang berbayar,” ujar Djoko.

Baca juga, Asosiasi Logistik Minta Tarif Tol Trans Jawa Dikaji Ulang

Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita minta tarif kedaraan besar di Tol Trans Jawa dapat dikaji ulang. Dia mengatakan tarif Tol Trans Jawa sangat mahal untuk kendaraan logistik.

Zaldy menjelaskan tarif Tol Trans Jawa untuk kendaraan besar Jakarta hingga Surabaya dapat mencapai di atas satu juta rupiah. “Ini sekarang tarif Tol Trans Jawa untuk truk antara Rp 1,2 juta hingga Rp 2 juta,” kata Zaldy kepada Republika.co.id, Rabu.

Hanya saja, Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Budi Karya Sumadi mengatakan pada dasarnya jalan tol hanya menjadi pilihan untuk masyarakat. “Dari awal saya selalu sampaikan. Jalan ini (tol) kan masyarakat boleh memilih apakah menggunakan jalan tol atau jalan negara,” kata Budi di Gedung Kemenhub, Rabu.

Dia menjelaskan jika jalan tol dapat lebih efisien baik dari segi waktu dan biaya maka dipersilakan untuk digunakan. Jika tidak, kata Budi, jika Tol Trans Jawa tidak efisien bagi angkutan logistik maka dipersilakan untuk menggunakan jalan nasional. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement