REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sucorinvest Asset Management menilai pertumbuhan reksa dana syariah akan membaik pada 2019. Tekanan terhadap perekonomian akan semakin berkurang sehingga emiten-emiten bisa memperbaiki juga meningkatkan kinerjanya pada tahun ini.
CEO Sucorinvest Asset Management, Jemmy Paul Wawointana mengatakan kenaikan akan cukup terasa pada saham. Sementara untuk obligasi diproyeksikan akan cenderung stabil.
"Proyeksi tahun 2019 kita optimis akan membaik, terutama saham yang dirasa berpotensi tinggi, sementara obligasi ada kenaikan tapi sepertinya kurang signifikan," kata Jemmy pada Republika, Jakarta, Senin (28/1).
Untuk return, diperkirakan saham secara keseluruhan bisa meningkat sekitar 10-20 persen. Jemmy memprediksi untuk reksa dana syariah akan sedikit lebih rendah di kisaran 12-15 persen.
Sucorinvest menargetkan pertumbuhan reksa dana syariahnya hingga sekitar 50 persen pada 2019. Sucorinvest memiliki dua reksa dana saham, pertama di pasar uang yakni Sucorinvest Money Market Fund dan reksa dana syariah saham adalah Sucorinvest Sharia Equity Fund.
Total Asset Under Management (AUM) untuk kedua reksa dana tersebut yakni Rp 290 miliar. Untuk pasar uang yang baru diluncurkan akhir 2018, AUM sekitar Rp 20 miliar, sementara saham Rp 270 miliar.
Jemmy menyampaikan AUM pasar uang diharapkan meningkat menjadi Rp 100 miliar. Sementara reksa dana syariah sahamnya meningkat 20-50 persen atau sekitar Rp 180 miliar.
Jemmny mengatakan total AUM reksa dana syariah sahamnya meningkat lima kali lipat tahun lalu, dari Rp 60 miliar di awal tahun menjadi Rp 270 miliar di akhir tahun.
"Peningkatan bisa tinggi karena pengelolaan kita yang aktif," kata dia.
Untuk tahun 2019, sejumlah sektor dinilai prospektif untuk reksa dana syariah jika dilihat dari laporan laba bersih perusahaannya. Seperti Sucorinvest Asset Management tahun ini lebih menyasar konsumer juga pertambangan.
"Karena kita lihat dua sektor itu akan bagus dari segi laba bersih tahun ini," kata dia.
Sementara untuk konvensional, perbankan bisa menjadi tambahan sektor jika tekanan sudah berkurang. Jemmy menargetkan kenaikan AUM total 25 persen tahun ini dari Rp 6 triliun menjadi Rp 7,5 triliun.