Senin 28 Jan 2019 21:23 WIB

Pengungsi Korban Banjir Pekalongan Menderita Gatal-Gatal

Pengungsi banjir Pekalongan merupakan perempuan dan anak.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Nur Aini
Sejumlah warga terdampak banjir mengungsi di Masjid Al Karomah, Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (28/1/2019).
Foto: Antara/Harviyan Perdana Putra
Sejumlah warga terdampak banjir mengungsi di Masjid Al Karomah, Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (28/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN — Ratusan warga, yang terdiri atas perempuan dan anak, yang terdampak banjir di Kota Pekalongan masih bertahan di sejumlah titik penampungan sementara yang disiapkan sebagai tempat pengungsian. Sebagian dari mereka menderita gatal-gatal.

Pengungsi tersebar di gedung olah raga (GOR), masjid, mushala, balai desa serta rumah kerabat yang tidak terdampak banjir. Sedangkan bapak dan pria dewasa masih bertahan untuk menjaga rumah masing- masing.

Hal ini terungkap saat tim Disaster Emergency and Response - Aksi Cepat Tanggap Jawa Tengah (DER-ACT Jateng) melaksanakan assessment di sejumlah titik terdampak banjir yang ada di daerah ini, Senin (28/1).

Koordinator DER-ACT Jateng, Irfan Maulana mengungkapkan, selain melaksanakan assessment kebutuhan pengungsi di 19 kelurahan yang terdampak banjir di Kota Pekalongan, timnya juga menyalurkan 200 paket makanan siap santap kepada warga terdampak. Termasuk obat- obatan, air minum serta berbagai kebutuhan kebersihan, seperti perlengkapan sanitasi dan perlengkapan mandi. Sebab warga yang berada di penampungan mulai terserang gatal- gatal.

“Perlengkapan mandi menjadi salah satu kebutuhan mendesak para pengungsi. Karena air yang meluap dari sejumlah sungai dan akhirnya menggenangi lingkungan mereka cukup keruh dan kotor,” ungkapnya.

Warga, yang dalam kondisi darurat harus mengungsi di tempat penampungan, masih banyak yang tidak sempat membawa perlengkapan mandi. “Sementara mereka juga membutuhkan perlengkapan mandi tersebut untuk membersihkan badan mereka,” tegasnya.

Ketua RT 03/ RW 01, Kelurahan Tirto, Kecamatan Pekalongan Barat, Budiyoso mengatakan warga mulai terserang penyakit gatal pada kulit karena sungai Banger yang meluap airnya kotor.

Apalagi, khusus sungai Banger –selama ini-- menjadi sungai untuk pembuangan limbah industri batik rumahan. Makanya kebutuhan perlengkapan mandi sangat mendesak. “Termasuk obat untuk gangguan gatal pada kulit,” ungkapnya.

Tingginya curah hujan pada akhir pecan kemarin membuat debit air sejumlah sungai di Kota Pekalongan melonjak tajam. Sehingga air sugai meluap dan mengakibatkan banjir di sejumlah tempat seperti sungai Banger, sungai Bremi dan sungai Loji. Beberapa wilayah, seperti Kecamatan Pekalongan Utara, Pekalongan Barat dan Kecamatan Pekalongan Selatan terdampak oleh meluapnya air sungai tersebut.

Kepala Program ACT Jateng, Giyanto menambahkan, hari ini tim yang dikirim ACT Jateng menyalurkan 200 porsi makanan siap santap kepada masyarakat terdampak banjir, di wilayah Kota Pekalongan.

Ke depan, ACT Jateng akan terus mendampingi warga yang terdampak banjir ini melalui  program- program ACT lainnya. “Untuk penanganan darurat masih diprioritaskan kebutuhan mendesak warga terdampak,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement