Sabtu 05 Jul 2025 16:05 WIB

Platform Dakwah AI Aiman Aisha Diluncurkan, Tsamara: Anak Muda Mesti Dilibatkan

Dakwah melalui AI mesti dikembangkan dengan empatik, inklusif, dan tidak menghakimi.

Tokoh Muda Tsamara Amany (kanan) bersama Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Kemenag Arsad Hidayat (kiri)  menjadi narasumber pada acara Diskusi Akademis di Universitas Muhamadiyah Jakarta, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (3/7/2025). Republika bersama Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) menggelar Diskusi Akademis bertema AI dan Masa Depan Ilmu Agama: Membantu, Bukan Mengganti. Dalam kesempatan tersebut juga turut dilakukan exclusive Trial Platform Dakwah AI Republika bernama Aiman Aisha.
Foto: Republika/Prayogi
Tokoh Muda Tsamara Amany (kanan) bersama Direktur Urusan Agama Islam dan Bina Syariah Kemenag Arsad Hidayat (kiri) menjadi narasumber pada acara Diskusi Akademis di Universitas Muhamadiyah Jakarta, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Kamis (3/7/2025). Republika bersama Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) menggelar Diskusi Akademis bertema AI dan Masa Depan Ilmu Agama: Membantu, Bukan Mengganti. Dalam kesempatan tersebut juga turut dilakukan exclusive Trial Platform Dakwah AI Republika bernama Aiman Aisha.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Republika bersama Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) menggelar Diskusi Akademik bertema 'AI dan Masa Depan Ilmu Agama: Membantu, Bukan Mengganti' sekaligus Exclusive Trial Platform Dakwah AI Republika bernama Aiman Aisha di Auditorium KH Ahmad Azhar Basyir, Gedung Cendekia UMJ, Tangerang Selatan, Banten, pada Kamis (3/7/2025).

Dalam kesempatan tersebut, tokoh pemuda nasional Tsamara Amany tampil sebagai narasumber utama dengan sorotan tajam terhadap peran anak muda dalam perkembangan teknologi AI, khususnya dalam konteks dakwah Islam yang moderat.

Tsamara pun menyampaikan pandangannya mengenai gelombang besar perubahan cara generasi muda berinteraksi dengan nilai-nilai psikologis, spiritual, dan pengetahuan keislaman. Ia menekankan bahwa AI tidak hanya digunakan untuk efisiensi atau hiburan semata, tapi juga telah menjadi tempat baru bagi generasi muda untuk mencari makna dan kebenaran spiritual.

"Agama itu secara scientific, menenangkan kita secara psikologis. Kadang kita habis zikir, kadang kita habis sholat,ada katarsisnya. Nah, ChatGPT ini mau tidak mau kita akui ada katarsisnya, dia menjelma menjadi sebuah area di mana kita mencari jawaban-jawaban terhadap masalah-masalah psikologis kita. Contoh masalah stres berantem sama temen, banyak cerita ke Chat GPT," kata Tsamara.

Tsamara juga menggarisbawahi pentingnya memastikan bahwa dakwah melalui AI dikembangkan dengan pendekatan empatik,inklusif, dan tidak menghakimi.

Ia pun mendorong para pengembang dan pendakwah untuk melibatkan anak muda secara aktif dalam proses kreatif, termasuk dalam pengembangan konten yang relevan dan menyentuh sisi emosional generasi saat ini.

Talkshow ini sekaligus menjadi momentum peluncuran platform kecerdasan buatan Aiman Aisha, yang dirancang sebagai sarana edukatif untuk memudahkan masyarakat, terutama generasi muda, dalam mengakses pengetahuan Islam yang autentik dan moderat.

Turut hadir pula narasumber dari Kementerian Agama dan pakar AI, serta dihadiri ratusan peserta dari kalangan mahasiswa dan pegiat dakwah digital.

Tsamara pun menyerukan agar teknologi tidak dijadikan musuh, tetapi dijadikan wasilah atau jembatan dalam menyampaikan nilai-nilai Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam.

“Kalau anak muda mencari Tuhan lewat teknologi, maka tugas kita adalah menjadikan teknologi sebagai jalan menuju cahaya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement