Senin 21 Jan 2019 03:30 WIB

Kiai di Sampang Beri Sumbangan Kampanye untuk Sandiaga

Sandi berjanji meningkatkan ekonomi umat dan santri melek usaha.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Endro Yuwanto
Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno (kiri) menyapa warga saat berkunjung ke Kampung Nelayan Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (19/1/2019).
Foto: Antara/Moch Asim
Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno (kiri) menyapa warga saat berkunjung ke Kampung Nelayan Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (19/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Cawapres Sandiaga Salahuddin Uno mengaku terharu saat Pimpinan Pondok (Ponpes) Pesantren Daarul Amin Somber Telur di Pandiyangan Robatal, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, KH Abdul Malik Nawawi, memberikan sumbangan kampanye sebanyak lima juta rupiah, Ahad (20/1). Tak hanya itu, sumbangan juga mengalir dari para santri dan tamu dalam acara silaturahmi tersebut, sebanyak satu juta tujuh ratus ribu rupiah.

“Saya ini selalu terharu mendapatkan sumbangan langsung dari masyarakat. Apalagi ini diberikan langsung oleh pengasuh ponpes dan para santri dan tamu yang hadir. Amanat ini tidak akan saya sia-siakan,” kata Sandiaga dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id.

Sandi berjanji akan mewujudkan keinginan para kiai, santri, dan tokoh ulama yang memintanya untuk meningkatkan ekonomi umat dan santri melek usaha yang sedang dijalankannya dengan Gerak OK OCE dan Barisan Kyai dan Santri Nadhiyin (BKSN).

Menurut Sandi, Madura punya kekuatan potensi pemanfaatan energi surya yang apabila dimanfaatkan bisa menyejahterakan umat dan masyarakatnya melalui ekonomi. “Pemanfaatan energi ini diserahkan kepada pesantren-pesantren yang ada di Madura. Para santri akan dididik menjadi teknisi tenaga surya yang kami sebut santri surya,” jelasnya.

Mantan wakil gubernur DKI Jakarta tersebut mengatakan bahwa santri harus menjadi agen perubahan yang bisa membawa ekonomi Indonesia lebih baik dari hari ini. "Santri yang melek usaha, santri yang menciptakan lapangan kerja, bukan mencari kerja."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement