Kamis 17 Jan 2019 13:13 WIB

Warga Korban Tsunami Pantai Carita Kembali Berdagang

Warga korban tsunami kembali membuka usaha warungnya

Pekerja memperbaiki sarana penginapan yang hancur diterjang gelombang tsunami di kawasan Pantai Carita, Pandeglang, Banten, Selasa (8/1/2019).
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Pekerja memperbaiki sarana penginapan yang hancur diterjang gelombang tsunami di kawasan Pantai Carita, Pandeglang, Banten, Selasa (8/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Kegiatan ekonomi masyarakat korban tsunami di  kawasan Pantai Carita, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten sejak dua pekan terakhir kembali normal. Hal ini terlihat dari ramainya pedagang di daerah itu.

Berdasarkan pantauan, Kamis (17/1), sejumlah warga yang terdampak tsunami di Pantai Carita Kecamatan Labuan,Pandeglang tampak ramai kegiatan ekonomi. Mereka para pedagang keliling, rumah makan, toko dan kios kembali buka berjualan.

Baca Juga

"Kami sekarang sudah berjualan lagi setelah tsunami," kata Ecih, seorang pedagang keliling ikan asin warga di Desa Sukarame Kecamatan Carita Kabupaten Pandeglang.

Ia berjualan bersama puluhan pedagang keliling lainnya, karena terdesak kebutuhan ekonomi sehari-hari. Sebab, hampir tiga pekan terakhir Ecih tidak melakukan aktivitas ekonomi setelah diterjang bencana tsunami.

"Kami bingung jika tidak berjualan ikan asin dan dipastikan kerepotan ekonomi keluarga," katanya menjelaskan.

Begitu juga Aminah, teman Ecih mengaku dirinya kembali berjualan keliling pascatsunami karena kebutuhan sehari-hari mulai kesulitan ekonomi. Saat ini, kata Aminah, ia tidak bisa mengandalkan hidup dari bantuan dari donasi.

Bantuan itu bersifat sementara dan tidak bisa mencukupi kebutuhan untuk konsumsi keluarga. "Kami saat ini menerima bantuan beras dari kantor desa hanya beberapa kilo saja dan tidak mencukupi untuk satu bulan ke depan," katanya.

Hasanah, seorang pedagang mengatakan dirinya kembali membuka usaha warungan kopi dan makanan di sekitar Villa Selat Sunda Pantai Carita. Lokasi villa itu termasuk cukup parah karena kondisinya hancur, bahkan orangtuanya meninggal dunia.

"Kami di sini sebelum tsunami sebagai penjaga villa Selat Sunda," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Desa Sukarame Kecamatan Carita Zaenal mengatakan saat ini masyarakat di wilayahnya yang menjadi korban tsunami kembali normal. Masyarakat melakukan aktivitas ekonomi dengan berjualan keliling maupun warungan serta toko dan kiso kembali buka.

"Sebagian besar warganya itu mengandalkan berjualan di sekitar kawsan Pantai Carita," katanya.

Ia menambahkan, bencana tsunami yang paling parah di Desa Sukarame hingga mengakibatkan delapan warga pribumi meningal dunia. Selain itu juga villa, penginapan dan restauran hancur diterjang tsunami itu.

"Kita warga yang terdampak tsunami di wilayahnya itu sekitar 400 KK dan kini sudah kembali dari pengungsian," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement