Selasa 15 Jan 2019 20:42 WIB

'Guru Kreatif dan Inovatif Dibentuk Sejak Mahasiswa'

Kegiatan itu merupakan proyek untuk membekali mahasiswa sebagai calon guru SD.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
 Pameran Pakarmuny yang dilaksanakan Jurusan PGSD Fakultas Ilmu  Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) di Kampus UNY Wates.
Foto: dok. UNY
Pameran Pakarmuny yang dilaksanakan Jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) di Kampus UNY Wates.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Tenaga pendidik yang kreatif dan inovatif semakin disukai anak-anak. Sebab, kreativitas dan inovasi dalam mengajar memang mampu menjadikan pelajaran yang disampaikan diterima lebih baik oleh anak-anak.

Hal itu disampaikan Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Fathurrohman, saat membuka gelaran kedua Pakarmuny di Kampus UNY Wates.

Kegiatan itu sendiri merupakan proyek pengembangan mata kuliah untuk membekali mahasiswa sebagai calon guru Sekolah dasar (SD). Sehingga, bisa dipertajam saat semester depan sebagai perangkat pembelajaran tambahan.

Ia menilai, mahasiswa-mahasiswa pendidikan harus menguasai betul-betul  Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), silabus, bahan ajar apalagi media pembelajaran. Itu akan menjadi modal besarnya menjadi guru.

"Sebagai pengalaman dalam mempersiapkan seperangkat alat pembelajaran, sebab  guru kreatif inovatif dibentuk sejak mahasiswa," kata Fathurrohman.

Untuk Pakarmuny edisi kedua itu sendiri, ia menerangkan, karya-karya mahasiswa yang dipamerkan akan diusulkan mendapat Hak Atas Karya Intelektual (HAKI). Utamanya, sebagai nilai tambah kuliah di PGSD UNY.

Senada, Ketua Panitia Pakarmuny, Wisnu Heri menuturkan, kegiatan itu memang bertujuan untuk memberikan inovasi kepada para calon guru-guru SD. Utamanya, untuk membuat media pembelajaran.

"Kami memamerkan 24 karya dari mahasiswa PGSD UNY Wates dalam mata pelajaran PKn," ujar Wisnu.

Mengambil tema Harmoni Kreativitas Anak Negeri, pameran pembelajaran turut mengundang siswa-siswa dan guru-guru SD sekitar. Hita, siswa SD Bopkri 1 Wates, mengaku senang dapat mengikuti pameran tersebut.

"Karena bisa belajar tentang keanekaragaman, kebudayaan dan Pancasila," kata Hita.

Senada, guru SD Bopkri 1 Wates, Prajanti, mengapresiasi kegiatan tersebut. Bahkan, ia mengusulkan agar pameran dapat dilaksanakan selama duar hari, dengan agenda yang terpisah.

"Hari pertama ditampilkan produk media pembelajaran untuk kelas 1, 2 dan 3, sedangkan hari kedua untuk kelas 4, 5 dan 6," ujar Prajanti. 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement