REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polri mengindikasikan adanya 'petunjuk menarik' terkait teror yang terjadi di rumah dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi, Agus Raharjo dan Laode M Syarif. Namun, petunjuk menarik yang dimaksud belum bisa disampaikan Polri.
"Petunjuk menarik, ada beberapa orang yang diduga terkait peristiwa itu, tapi kita tidak buru-buru menyimpulkan. Butuh rangkaian teknis penyidikan seperti kita cek alibinya," kata Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Polisi Mohammad Iqbal di Mabes Polri, Jakarta, Senin (14/1).
Iqbal enggan menyampaikan petunjuk menarik yang dimaksud. Ia hanya menyampaikan, petunjuk menarik itu bahkan menjadi atensi dan disebut oleh Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian. Kepolisian masih mendalami petunjuk yang dimaksud.
"Ada petunjuk menarik kata Bapak Kapolri, sedang kita dalami. Ada memang wajah, ada juga petunjuk lain, kita sedang dalami itu," ujar Iqbal.
Mantan Wakapolda Jawa Timur itu menyampaikan, pihaknya sengaja tidak menyampaikan petunjuk yang dimaksud ke publik terlebih dahulu. Ia beralasan, tidak disampaikannya petunjuk itu demi kepentingan penyidikan kasus teror pada dua pimpinan KPK tersebut.
"Ketika kami buka ke publik, bisa mengganggu proses penyelidikan ini," ucap Jenderal bintang dua itu.
Pada Rabu (9/1), rumah Ketua KPK Agus Rahardjo di Perum Graha Indah Blok A9/15 RT. 004/014 Jatimekar, Jatiasih, Kota Bekasi dikirim sebuah tas. Tas tersebut berisi pipa, kabel baterai dan semen putih, yang disebut polisi sebagai bom palsu atau fake bomb.
Sementara rumah Wakil Ketua KPK Laode M Syarif, di Jalan Kalibata Selatan 42 C, Kalibata, Jakarta Selatan, dilempar bom molotov. Polisi masih belum mengungkap tersangka di dua kejadian tersebut.