Senin 14 Jan 2019 10:02 WIB

Klaim Garbi Dukung Jokowi dan Tudingan Sabotase Politik

Garbi Chapter Bandung dideklarasikan di GOR Arcamanik, Sabtu (12/1).

Saat ini Garbi masih fokus menjadi Ormas, namun tidak menutup kemungkinan akan berubah menjadi partai politik (Parpol).
Foto: Foto: Arie Lukihardianti/Republika
Saat ini Garbi masih fokus menjadi Ormas, namun tidak menutup kemungkinan akan berubah menjadi partai politik (Parpol).

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Hartifiany Praisra, Ali Mansur

Deklarasi organisasi masyarakat Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi) Chapter Bandung di GOR Arcamanik, Kota Bandung, Sabtu (12/1), diwarnai kemunculan simbol-simbol dukungan untuk pasangan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin. Sekretaris Garbi Chapter Bandung, Sansan Hasanudin yang hadir dalam deklarasi itu pun melempar pujian kepada Jokowi.

"Program Pak Jokowi luar biasa, satu di antaranya program ekonomi yang tidak mampu dilakukan oleh Presiden sebelumnya, misalnya Freeport. Kalau saya mendukung Pak Jokowi, karena posisinya diakui tidak diakui tergantung cara memandang kita," ujar Sansan dalam keterangan yang diterima Republika.

Garbi memang kerap dikaitkan oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Namun Sansan menyanggahnya. Menurutnya, sikap politik dalam Garbi dan PKS sangat bertentangan.

Dia mencontohkan, bagaimana Garbi memberikan kebebasan bagi pengurus daerah kabupaten dan kota dalam menentukan arah politik. Dia menyebut hal itu berbeda dari apa yang PKS lakukan pada anggotanya.

Tidak hanya itu, dia menegaskan ketidaksepakatannya tentang Garbi yang menggembosi PKS. "Kalau mengebiri tidak ada hubungan antara partai dan ormas. Ini kan Garbi ormas," tegasnya.

Klaim Sansan dan kehadiran sebagian orang yang menggunakan simbol dukungan untuk Jokowi-Ma'ruf pada acara deklarasi Garbi Chapter Bandung kemudian diklarifikasi oleh elite Garbi. Deklarator Garbi, Mahfudz Siddiq menegaskan, tidak ada pernyataan politik tentang dukungan pilpres dalam acara di Bandung akhir pekan lalu itu.

Mahfudz menyatakan, Ketua Garbi Kota Bandung Ecep Supriatna dan Ketua Garbi Jabar Muhamamd Elvandi ketika berbicara di deklarasi, juga tidak ada pernyataan apa pun soal dukung-mendukung di pilpres. "Karena Garbi sebagai ormas yang baru tumbuh dari bawah sedang fokus memperluas jaringan organisasinya dan sosialisasi ide tentang Arah Baru Indonesia," kata politikus senior PKS, saat dihubungi melalui pesan singkat, Ahad (13/1).

Mahfudz menegaskan, Garbi belum memiliki sikap politik terkait Pemilu 2019. Sebab, menurutnya, sampai sekarang Sekretariat Nasional Garbi belum terbentuk.

"Kalau anggota atau pendukung Garbi punya sikap pribadi, itu boleh dan sah saja. Lagipula Garbi kan keanggotaan dan pendukungnya beragam orang. Termasuk lintas partai juga," tuturnya.

Ecep Supriatna ikut membantah klaim bahwa pihaknya mendukung salah satu pasangan calon dalam Pilpres 2019 mendatang. Bahkan, dia juga tidak mengenal segerombolan berkaos Jokowi-Ma'ruf Amin dan logo Garbi pada acara deklarasi di GOR Arcamanik.

"Bukan (anggota Garbi). Mereka datang dan tidak dikenal, dan kami pun tidak mengenal mereka sebagai bagian dari Garbi," tegas Ecep saat dihubungi melalui pesan singkat, Ahad (13/1).

Ecep juga menyatakan sejauh sepemahamannya, Garbi Bandung tidak dalam konteks mendukung salah satu pasangan mana pun. Menurutnya, Garbi memposisikan diri untuk netral. Selanjutnya, konsentrasi Garbi sekarang lebih kepada membangun konsilidasi internal dan melakukan sosialisai dan rekrutmen melalui kegiatan diskusi dan sosial.

Selain itu, sampai saat ini, Ecep mengaku masih belum bertemu dengan Sekretaris Garbi Chapter Bandung, Sansan Hasanudin, yang memberikan sinyal mendukung Jokowi. Dalam konteks organisasi, pihaknya sangat tegas bahwa Garbi netral. Kemudian, pilihan masing-masing pengurus sendiri merupakan pilihan pribadi.

"Secara organisasi tidak ada paksaan dan setiap pilihan politik diserahkan pada individu dan merupakan tanggung jawab pribadi masing-masing," tutupnya.

Baca Juga

Kronologi sabotase politik

Ketua Harian Garbi Jawa Barat Muhammad Elvandi enggan merespons kabar bahwa Garbi Bandung mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf secara berlebihan. Elevandi memilih menjelaskan deklarasi Garbi Bandung di GOR Arcamanik Bandung, Sabtu (12/1).

Acara itu, kata Elvandi, menghadirkan pembicara calon doktor Ecep Supriatna yang didaulat sebagai ketua Garbi Bandung, dan national speaker Garbi, Mahfudz Siddiq.

Elevandi mengatakan ia selaku ketua harian Garbi Jabar membacakan SK, dan menyampaikan orasi Garbi. Menurut dia, Aula GOR Arcamanik dipenuni para sahabat Garbi dengan kaos berwarna merah berlogokan Garbi.

"Acara dengan desain merah Garbi dimana-mana, adalah background yang menarik untuk digunakan kampanye salah satu calon presiden," dalam pesan singkat yang diterima Republika.co.id, Ahad (13/1).

Elevandi menerangkan, pada pukul 16.00 WIB, Mahfudz Siddiq menyudahi orasinya karena tiba-tiba ada serombongan para pemuda memakai kaos putih, bukan merah seperti pakaian peserta deklarasi sejak awal acara. Mereka tiba-tiba memasuki aula dengan bergerombol sekaligus.

Setelah mereka memasuki ruangan, para peserta deklarasi Garbi yang umumnya masyarakat langsung membubarkan diri dan keluar dari aula secara bertahap. Elevandi mengaku hampir keluar ruangan setelah selesai orasi.

"Tapi saat para penyabot ini masuk, saya kembali ke aula untuk mengamati situasi. Yang tersisa di panggung hanyalah para musisi yang masih menyanyikan lagu untuk penutupan," kata dia.

Rombongan baru ini, lanjut Elevandi, memakai kaos bertuliskan ‘Jokowi Amin, Indonesia Maju 01’ di depannya, sedangkan di bagian belakang bertuliskan ‘Jokowi Amin, Indonesia Maju 01’, Garbi. Selain itu, mereka berbadan tegap dan sebagian bertato.

"Saat mereka memasuki aula, tidak ada dialog dengan panitia Garbi, tidak ada salam, tidak ada keramahan. Tapi mereka langsung berbaris dan mengambil foto grup dengan panggung Garbi sebagai background-nya," jelas Elevandi.

Kemudian, Elevandi melanjutkan, sebagian mereka langsung duduk, dan tim mereka mengambil foto dari belakang sehingga membuat kesan bahwa mereka sedang mengikuti acara. Padahal, ia menyatakan, acara sudah bubar. Rombongan baru itu menunggu di aula hingga sekitar pukul 17.00 WIB.

Elevandi menyatakan, kejadian itu bisa dibuktikan dengan foto, video, dan kesaksian para peserta deklarasi Garbi Bandung. Menurut Elevandi, acara tersebut mempunyai gaung nasional sehingga menjadi 'makanan empuk' bagi penumpang gelap atau i kompetisi politik.

"Inilah yang namanya sabotase politik. Karena rombongan ini mengesankan Garbi Kota Bandung adalah tim sukses paslon nomor 1. Foto-foto mereka langsung menyebar di beberapa media online dengan framing khusus," tuturnya.

Elevandi mengatakan, mereka juga belum tentu benar-benar timses paslon 01. Sebab, ia mengatakan, bisa jadi mereka ingin mengesankan timses paslon nomor 01 sebagai penyabot.

"Yang lebih vital dari kejadian deklarasi itu adalah pembelajaran bagi Garbi untuk menyempurnakan kapasitas counter-sabotage. Banyak tools untuk mengasah skill ini," ucap Elevandi.

[video] Fahri Hamzah Minta PKS tidak Usah Mengancam

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement