Ahad 13 Jan 2019 10:38 WIB

TKN: Jokowi Pemimpin yang Berani Melawan Korupsi

TKN menilai pemberantasan korupsi tergantung siapa presidennya.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Bayu Hermawan
Capres petahana nomor urut 01 Joko Widodo
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Capres petahana nomor urut 01 Joko Widodo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Kampanye Nasional (TKN) pemenanggan pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin angkat bicara terkait pemberantasan korupsi. TKN berpendapat, pemberantasan korupsi akan berjalan efektif bergantung dari presiden yang memimpin sebuah negara.

"Jika pemimpinnya bersih, berintegritas dan berani maka ada harapan terhadap pemberantasan korupsi di Indonesia," kata Juru Bicara TKN Koalisi Indoensia Kerja (KIK) Ace Hasan Syadzily dalam keterangan resmi di Jakarta, Ahad (13/1).

Sebaliknya, Ace melanjutkan, kalau rekam jejak kepala negaranya meragukan dengan sarat beban konflik kepentingan, memiliki jalinan dengan kekuatan oligarki masa lalu dan dikelilingi para pemburu rente maka itu sama saja menawarkan janji palsu.

Ace kemudian menyinggung Presiden Joko Widodo yang dinilai sebagai pemimpin berani melawan kekuatan pemburu rente dan  oligarki ekonomi-politik  yang merupakan warisan rezim Orde Baru. Hal itu, menurut dia, membuat Jokowi tidak memiliki beban untuk membubarkan Petral (Pertamina Energy Trading Limited).

Lebih jauh, Ace mengatakan, Jokowi memiliki rekam jejak sebagai pemimpin yang berintegritas. Dia mengungkapkan, pada 2010, Jokowi mendapatkan Bung Hatta Anti Corruption Award saat menjadi wali kota Solo.

"Upaya pencegahan korupsi dilanjutkan saat menjadi Gubernur DKI Jakarta dengan e-budgetting," katanya.

Ace lantas membandingkan Jokowi dengan calon presiden Prabowo Subianto. Dia melihat, korupsi akan sulit dilakukan oleh pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02. Ace mengatakan, Prabowo-Sandiaga Uno akan kesulitan mengingat banyak konflik kepentingan dengan sisa-sisa kekuatan oligarki orde Baru.

"Seperti keluarga Cendana yang mendukung paslon 02, atau mengembalikan pada era orde baru," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement