REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional, Priyo Budi Santoso membantah tudingan tim Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tidak konsisten dalam menyusun visi dan misi untuk Pemilihan Presiden 2019. Itu disampaikan Priyo, menyusul perubahan visi dan misi pasangan 02 tersebut pada 9 Januari 1019.
"Tidak ada, kecuali kami mengubah segalanya, itu boleh ada tudingan nggak konsisten," ujar Priyo saat ditemui wartawan di Menteng, Jakarta, Sabtu (12/1).
Priyo juga menegaskan tidak ada perubahan substansi dalam visi dan misi pasangan Prabowo-Sandiaga. Sekalipun ada perubahan, menurutnya berupa penyempurnaan dan penjabaran dari visi misi yang sebelumnya diserahkan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Menurutnya, penyempurnaan dilakukan setelah pasangan Prabowo-Sandiaga turun ke lapangan menemui masyarakat.
"Disimpulkan bahwa ada titik-titik tekan tertentu yang harus disempurnakan, jadi sebenarnya itu bukan mengubah secara total terhadap visi dan misi," ujar Priyo lagi.
Meskipun kemudian, perubahan visi dan misi tersebut tidak diperbolehkan oleh Komisi Pemilihan Umum. Padahal menurut Priyo, BPN menilai sebelumnya perubahan tersebut boleh dilakukan sebagaimana pernyataan KPU.
"Kami taat saja kalau itu sesuai aturan. Meskipun sebenarnya dalam pembicaraan sebelumnya, pihak KPU memberitahukan kalau masih dimungkinkan ada kemungkinan kemungkinan diubah, jadi sebenarnya kami agak sedikit protes sebenarnya," ujar Priyo.
Ia juga membantah tudingan perubahan visi dan misi yang menjiplak visi dan misi pasangan Jokowi-Ma'ruf. Menurutnya, perubahan sama sekali berbeda dengan visi dan misi calon presiden dari pejawat.
"Sepenuhnya itu hoaks, kami tidak mungkin menjiplak pola pikir dan visi misi kubu sebelah karena posisi dan perspektif kami memandang bangsa banyak berbeda, mereka ingin mempertahankan, kami ingin memperbaiki dan menyempurnakan bahkan mengganti hal hal yg memang harus diubah," kata Sekjen Partai Berkarya tersebut.