Sabtu 12 Jan 2019 01:57 WIB

Erupsi Gunung Agung tak Pengaruhi Aktivitas Wisata di Bali

Tidak menyebabkan bandara harus di tutup dan kegiatan wisata pun masih berjalan.

Rep: Haura Hafidzah/ Red: Andi Nur Aminah
Gunung Agung memuntahkan abu dan asap (ilustrasi)
Foto: AP/Firdia Lisnawati
Gunung Agung memuntahkan abu dan asap (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Tim TCC Kemenpar, Guntur Sakti, mengatakan, hingga saat ini, aktivitas penerbangan di Bali dan sekitarnya masih tetap normal. Tidak menyebabkan bandara harus di tutup dan kegiatan wisata pun masih berjalan normal.

Berdasarkan data yang diterima Tim Tourism Crisis Center (TCC) Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), saat ini status Gunung Agung Level III siaga. "Erupsi Gunung Agung tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi kurang lebih 4 menit 26 detik. Kolom abu tidak teramati dikarenakan kabut," ucapnya, Jumat (11/1).

Namun, Guntur meminta masyarakat mematuhi rekomendasi yang sudah diumumkan. Misalnya, yang bermukim di sekitar Gunung Agung, para pendaki dan wisatawan agar tidak melakukan aktivitas di zona radius empat kilometer dari puncak kawah.

Selain itu, masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung juga perlu berjaga dan waspada.

Lokasi atau kawasan berbahaya itu lokasinya jauh dari destinasi-destinasi di Bali, seperti Kuta, Sanur, Nusa Dua, Nusa Penida, Tanah Lot, Ulu Watu, dan sebagainya. “Kegiatan wisata berjalan normal namun wisatawan dan warga tetap harus waspada dan menjauh dari radius batas erupsi,” ujarnya.

Berdasarkan Periode Pengamatan Gunung Agung pukul 06.00 sampai 12.00 WITA, Gunung Agung terlihat jelas hingga kabut 0-II. Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 10 meter di atas puncak kawah. Kegempaan saat ini juga menurun berada di 2 Amplitudo maksimum mencapi 7 mm dan durasi kurang lebih 0 sampai 40 detik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement