REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengawali 2019, UHAMKA semakin menunjukkan komitmennya untuk terus meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan tinggi di berbagai aspek. Dalam bidang akademik dan kerjasama, berbagai kegiatan dan upaya memperluas kerjasama dilakukan.
Sejalan dengan komitmen untuk mempersiapkan lulusannya memiliki daya saing global, internasionalisasi perguruan tinggi digalakkan, selain juga untuk meningkatkan reputasi internasional lembaga, mendorong penelitian kolaboratif dan memperkuat publikasi ilmiah. Sebagai bagian dari ikhtiar tersebut, Kamis (10/1), UHAMKA menggelar Public Lecture yang mengusung tema Sistem pendidikan tinggi di Malaysia dan Collaborative Meeting yang membahas berbagai peluang kerjasama Muhammadiyah dan Kementrian Pendidikan Malaysia.
Kuliah umum dan pertemuan ini digelar di FKIP UHAMKA dan dihadiri Maszlee bin Malik, Menteri Pendidikan Malaysia, Prof Dr Mohd Cairul Iqbal bin Mohd Amin, Wakil Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Zamshari bin Shaharan, Kuasa Usaha Ad Interim, Kedubes Malaysia, Prof Madya Dr Mior Harris bin Mior Harun, Direktor Education Malaysia, Kedubes Malaysia, Saiful Islam bin Datuk Wan Zahidi, Staf Khusus Menteri Pendidikan Ikhwan Nasir bin Abu Hanipah.
Selain itu hadir pula Kepala Asisten Sekretaris Hubungan Internasional Abdilbar bin Abdul Rashid, Sekretaris Pertama (Politik) Kedubes Malaysia Mohd Mubarak bin Shamsuddin, Sekretaris Pertama (Pendidikan), Kedubes Malaysia, Menteri Pendidikan Republik Indonesia, dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, para Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah di Indonesia, para dosen di lingkungan FKIP UHAMKA, mahasiswa UHAMKA, mahasiswa Universiti Utara Malaysia (UUM) yang saat ini tengah mengikuti program Student Mobility di UHAMKA, serta tujuh mahasiswa Filipina peserta program Sea-Teacher, porgram magang mengajar luar negeri yang diinisiasi oleh Asosiasi Kementrian Pendidikan negara-negara ASEAN.
Seluruh peserta tampak antusias mengikuti rangkaian kegiatan Public Lecture yang dikemas dengan sangat baik oleh FKIP UHAMKA sebagai panitia penyelenggara. Acara diawali dengan penampilan musikalisasi puisi oleh mahasiswa FKIP dengan membawakan beberapa puisi karya dosen Pendidkan Bahasa dan Sastra Indonesia UHAMKA. Pertunjukan tari Zapin Medley Betawi yang memberi nuansa budaya Indonesia dan Malaysia, kian menambah semarak suasana auditorium UHAMKA yang sudah dipenuhi oleh peserta sejak sebelum acara dimulai.
Sebelum acara inti Public Lecture yang disampaikan oleh Maszlee bin Malik, lagu kebangsaan kedua negara dinyanyikan oleh UHAMKA Choir dan Mahasiswa UUM. Suasana kebersamaan sangat mewarnai kegiatan ini. Acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan oleh Prof Gunawan Suryoputro selaku rektor UHAMKA dan Dr Abdul Mukti mewakili Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Dalam sambutannya, Prof Gunawan mengungkapkan keseriusan UHAMKA untuk mengembangkan kerjasama dengan perguruan tinggi di Malaysia. Gunawan yang juga pernah menjadi Pengurus Forum Rektor Indonesia ini mengungkapkan, selama ini UHAMKA telah menjalin kerjasama dengan beberapa Perguruan Tinggi di Malaysia seperti University Utara Malaysia (UUM), Universiti Kebangsaan malaysia dan Universiti Teknologi Petronas dalam bentuk collaborative research, international conference, dan Student Mobility Program.
Senada dengan apa yang disampaikan rektor UHAMKA, Dr Abdul Mukti menyoroti pentingnya memperkuat kerjasama kedua negara. Selain karena memiliki akar budaya yang sama yang berbasis pada nilai-nilai islam, faktor geografis dan kesadaran pentingnya mempersiapkan generasi muda di kedua negara membangun masa depan ASEAN yang lebih baik.
Dalam orasinya, Dr Maszlee bin Malik mengungkapkan, KH Ahmad Dahlan dan Buya HAMKA adalah tokoh Muhammadiyah yang sangat menginspirasinya.
“Saya telah mendewasa dengan HAMKA,” kata politisi muda ini yang baru terjun di dunia politik sejak Maret 2018.
Maszlee menambahkan, keteladanan KH Ahmad Dahlan dan Buya HAMKA dengan karya-karyanya telah menginspirasinya untuk terus mengedepankan akal dan berjuang memajukan bangsanya.
Mengemban amanah sebagai Menteri Pendidikan Malaysia, Dr Maszlee mengusung visi untuk menjadikan Perguruan tinggi sebagai University for Society, di mana kemajuan sebuah perguruan tinggi diukur dari kontribusinya memberi solusi terhadap persoalan-persoalan yang ada di Masyarakat. Dia juga bertekad untuk menjadikan Perguruan Tinggi di Malaysia sebagai rujukan global.
Menutup orasinya, Maszlee memotivasi dan menekankan lagi tentang pentingnya menjaga dan meningkatkan kerjasama UHAMKA dan Muhammadiyah dengan Malaysia.
Sebelumnya, Maszlee bin Malik menyatakan dukungannya dengan rencana pendirian Universitas Muhammadiyah di Malaysia. Dalam kunjungan ke Malaysia pada 17 Juli 2018, delegasi Muhammadiyah yang diketuai Prof Dr Suyatno mendapat respon yang sangat positif dari Menteri Pendidikan Malaysia untuk menjalin kerjasama di bidang pendidikan.