REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Penggiat Pariwisata Indonesia Taufan Rahmadi mengatakan perlunya kebijakan strategis dalam pemulihan kembali sektor pariwisata Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Taufan menilai, dampak bencana gempa yang terjadi pada pertengahan tahun lalu mengakibatkan sektor pariwisata Lombok mengalami kelesuan, baik di kawasan Pantai Senggigi di Lombok Barat maupun kawasan tiga gili di Lombok Utara.
"Objek destinasi wisata di Lombok mengalami penurunan tingkat okupansi yang drastis dengan tingkat okupansi rata-rata di bawah 30 persen," ujar Taufan kepada Republika.co.id di Mataram, NTB, Kamis (10/1).
Kondisi ini, kata Taufan, dikeluhkan para pelaku industri perhotelan, termasuk juga penurunan kunjungan wisatawan seperti yang diinformasikan para pelaku agen travel hingga jasa transportasi. Taufan menambahkan, pemerintah, baik pusat dan daerah, telah berupaya keras dalam memulihkan sektor pariwisata Lombok.
"Bagaimanapun kita harus menghargai upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah pusat, Pemda, dan pelaku periwisata," kata Taufan.
Meski begitu, Taufan menilai perlunya inovasi dan langkah-langkah besar dala membangun citra baru dari destinasi wisata. Termasuk di dalamnya strategi promosi dan komunikasi untuk membuat agen travel dalam negeri dan luar negeri kembali berani menawarkan Lombok sebagai destinasi yang sudah siap didatangi untuk berlibur.
Taufan mengajak pemerintah untuk terus mengkampanyekan gerakan berwisata di dalam negeri dan mendorong maskapai penerbangan memberikan tiket murah ke destinasi wisata seperti Lombok.
"Pemda juga harus fokus pada pengembangan layanan jasa pariwisata dan menciptakan destinasi wisata baru yang dapat menjadi magnet bagi wisatawan untuk datang," ungkap Taufan.