Kamis 10 Jan 2019 16:16 WIB

Pemkot Ajukan Bantuan Anggaran Revitalisasi Pasar ke PUPR

Pemkot diharuskan terlebih dahulu membangun pasar darurat untuk ratusan pedagang.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Gita Amanda
Pembangunan pasar darurat Pasar Legi di Jalan Sabang dan halaman parkir utara pasar sudah selesai dikerjakan. Rencananya, para pedagang akan mulai menempati pasar darurat pada Jumat pekan depan.
Foto: Republika/Binti sholikah
Pembangunan pasar darurat Pasar Legi di Jalan Sabang dan halaman parkir utara pasar sudah selesai dikerjakan. Rencananya, para pedagang akan mulai menempati pasar darurat pada Jumat pekan depan.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pemerintah Kota (Pemkot) Solo terus berupaya memperoleh bantuan anggaran revitalisasi Pasar Legi dari berbagai sumber. Salah satunya dari pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR).

Langkah tersebut dilakukan setelah Pemkot tidak mendapatkan kepastian bantuan anggaran dari Kementerian Perdagangan (Kemendag). Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Solo, Subagiyo, menyatakan telah menjalin komunikasi dengan Kemendag agar dapat mengajukan anggaran di kementerian lain. Langkah tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito yang mengunjungi Solo, pada Selasa (8/1) lalu.

"Kemarin kami menyurati Kemendag, direspons positif. Kami didorong untuk berkomunikasi dengan Kementerian PUPR," terang Subagiyo kepada wartawan di Balai Kota Solo, Kamis (10/1).

Subagiyo menjelaskan, Pemkot harus memenuhi beberapa syarat agar anggaran pembangunan dapat dicairkan dari Kementerian PUPR. Syarat tersebut antara lain, detail engineering design (DED), rancangan anggaran biaya (RAB), sertifikat tanah, amdal Lalin termasuk lingkungan (UKL-UPL).

"Kami bergerak cepat mengirimkan seluruh persyaratan yang diminta. Kami juga sudah diundang untuk melakukan pemaparan terkait rencana revitalisasi Pasar Legi," ujarnya.

Menurutnya, sejumlah persyaratan tersebut seperti RAB, Amdal Lalin, dan Sertifikat sudah bisa diterima. Meski demikian, dia menyebut semuanya masih dalam proses di Kementerian PUPR.

Jika permohonan bantuan dikabulkan, maka nantinya Pasar Legi bersamaan dengan pasar-pasar lainnya di Indonesia yang terkena bencana. "Barengan Pasar legi itu ada lima pasar," ujarnya.

Sementara itu, hingga saat ini bangunan pasar yang terbakar pada akhir Oktober 2018 tersebut masih berdiri. Pemkot belum bisa memastikan kapan bangunan tersebut akan dirobohkan. Sebab, Pemkot masih menunggu kepastian anggaran terlebih dahulu. Dia tidak ingin kasus Pasar Klewer sisi timur terulang.

"Jika lelang proyek Pasar Legi sudah dilakukan maka bangunan lama akan dirobohkan," tegasnya.

Subagiyo menambahkan, bangunan Pasar Legi yang terbakar akan dirobohkan total termasuk kios-kios di sisi selatan yang saat ini masih digunakan berjualan untuk ratusan pedagang. Sebelum dirobohkan, Pemkot diharuskan terlebih dahulu membangun pasar darurat untuk ratusan pedagang yang masih menempati sisi selatan pasar tersebut.

Secara terpisah, Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo, optimistis pasar induk terbesar di Solo Raya tersebut akan mendapatkan anggaran revitalisasi. Terkait sumber anggaran, dia meminta masyarakat bersabar. "Pokoknya pasti ada. Wong itu pasar untuk masyarakat, masak dibiarkan terlantar," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement