REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Kapolresta Bogor Kombes Pol Hendri Fiuser menegaskan, terduga pelaku penikaman berinisial ‘S' kemungkinan besar bukanlah pelaku. Menurut dia, dari hasil penyelidikan terhadap ‘S', tidak ditemukan kecocokan fisik dengan gambar pelaku yang terekam di kamera.
“Alibi dan keterangan saksi ‘S' juga sangat meyakinkan, sehingga kemungkinan besar dia bukanlah pelakunya,” kata Hendri, Kamis (10/1).
Hendri menjelaskan status S masih sebatas saksi. Aparat pun masih memeriksa delapan saksi lain yang terdiri dari keluarga korban, penjaga kos, teman korban, hingga mantan kekasih korban. Namun, hingga kini polisi belum dapat menemukan pelaku karena keterbatasan informasi.
Menurut Hendri, keterangan dari para saksi yang ada masih sangat minim sehingga polisi sulit mengidentifikasi profil pelaku. Bahkan, kata dia, keterangan dari pihak keluarga korban masih sangat minim karena keluarga tidak lagi tinggal dengan korban. Polisi juga masih mencari salah satu saksi di tempat kejadian perkara (TKP) yang terekam di kamera CCTV.
“Saksi yang lewat sebelum pelaku melakukan aksinya sedang kita cari, saksi itu pakai seragam pramuka,” kata Hendri.
Salah satu kesulitan polisi dalam memburu identitas pelaku adalah menguapnya sidik jari yang ada di pisau yang menancap di dada korban. Penguapan sidik jari, kata dia, diakibatkan adanya pengaruh kelembaban cuaca dan juga darah korban yang mengalir.
Hingga kini pihaknya masih mendalami bukti-bukti elektronik yang telah dikumpulkan untuk melacak identitas pelaku. Meski belum mengetahui pasti motif pembunuhan tersebut, kata dia, pada umumnya kasus pembunuhan yang pernah terjadi motif yang dilakukan selalu karena dendam dan sakit hati.
Untuk menangani kasus tersebut, Polresta Bogor menerjunkan dan bekerja sama dengan aparat keamanan dari Mabes Polri, Polda Jawa Barat, dan Satreskrim Polresta Bogor. Hingga saat ini, kata dia, polisi masih menangani kasus tersebut dan sekaligus melakukan langkah antisipatif agar peristiwa serupa tidak terulang.
Sementara itu Wali Kota Bogor Bima Arya menegaskan akan terus membantu aparat keamanan dalam memecahkan kasus penikaman tersebut. Pihaknya mengaku siap jika dimintai bantuan oleh aparat keamanan.
“Jika perlu koordinasi tentang penyebaran poster wajah pelaku, kalau ada, akan langsung kami bantu sebarkan. Apapun bentuknya, Pemkot (Pemerintah Kota) akan siap bantu,” kata Bima.
Sebelumnya diketahui, seorang siswi SMK Tata Busana Barangsiang Yubelia Noven Andriana tewas ditikam orang tak dikenal di Gang Masjid Raya, Jalan Riau, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, Selasa (7/1) usai pulang sekolah. Yubelia sempat berteriak usai ditikam dan dinyatakan tewas saat warga mencoba membawanya ke rumah sakit.
Kini jenazah korban telah dipulangkan ke rumah duka di Bandung. Keluarga korban meminta pihak kepolisian dapat mengungkap kasus yang menimpa anggota keluarganya tersebut.