Rabu 09 Jan 2019 19:28 WIB

Jimly: Pemberian Kisi-Kisi Pertanyaan Debat Masuk Akal

Kedua kubu capres-cawapres diminta untuk berprasangka baik ke penyelenggara pemilu.

Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie memberikan paparanya saat acara Diskusi Dialektika ICMI di Kantor Pusat ICMI, Jakarta, Rabu (11/7).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Ketua Umum ICMI Jimly Asshiddiqie memberikan paparanya saat acara Diskusi Dialektika ICMI di Kantor Pusat ICMI, Jakarta, Rabu (11/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie menilai, alasan Komisi Pemilihan Umum RI memberikan kisi-kisi pertanyaan debat, untuk membuat gagasan capres-cawapres disampaikan utuh dan mendalam, masuk akal. Jimly meminta kepada kedua kubu capres-cawapres untuk berprasangka baik terhadap penyelenggara pemilu.

"Buat saya masuk akal juga. Tapi tentu saja ada yang setuju dan ada yang tidak setuju," kata Jimly dalam diskusi "Tinjauan Konstitusi Preferensi Publik Dalam Memilih Calon Pemimpin" di Kantor Jimly School of Law and Government, Sarinah, Jakarta, Rabu (9/1).

Mantan Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) itu mengimbau kedua kubu capres-cawapres dapat menempatkan diri secara tepat dalam menyikapi keputusan itu. Terlebih hal itu sudah menjadi keputusan bersama antara KPU RI dengan kedua timses pasangan calon.  "Sebaiknya kubu satu maupun dua harus menempatkan diri secara tepat, jangan memusuhi penyelenggara pemilu. Sekali anda memusuhi akan tercipta perspektif permusuhan. Karena perspektif memusuhi, jajaran penyelenggara hingga ke daerah nanti juga akan memusuhi atau menjaga jarak dengan anda," imbau Jimly.

Sikap memusuhi penyelenggara akan merugikan kelompok pasangan calon itu sendiri, kata Jimly. Dia menganjurkan semua peserta pemilu berprasangka baik saja kepada penyelenggara pemilu.  Apakah semua penyelenggara pemilu pasti independen, menurut Jimly belum tentu. Tetapi ada mekanisme kontrol terhadap KPU melalui Bawaslu dan DKPP.

Dia mengapresiasi sikap Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, Priyo Budi Santoso yang mencoba menetralisir suasana dengan menyatakan KPU masih profesional dan independen.  Jimly menyampaikan, dalam teknik komunikasi, setiap orang tetap harus menggunakan kalimat yang baik sekalipun berhadapan dengan musuh.

"Meskipun berhadapan dengan musuh, kalimat anda harus baik, itu teknik komunikasi. Sehingga pihak yang anda anggap musuh tidak punya alasan untuk tidak bekerja profesional," jelasnya.

Di sisi lain, Jimly juga mengimbau KPU dan Bawaslu untuk bersikap independen dan terlihat independen serta bekerja profesional dan terlihat profesional.  "Sebab bekerja independen dan profesional saja tidak cukup, hanya tuhan yang tahu. Maka anda harus terlihat independen dan profesional juga. Dulu saya di DKPP ada penyelenggara saya beri peringatan karena tidak terlihat profesional dan independen," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement