REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- BUMN kepelabuhanan Pelindo III berencana memberlakukan tarif khusus untuk biaya handling (penanganan) transhipment peti kemas domestik di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Hal itu dilakukan sebagai upaya untuk menurunkan biaya logistik, dari sisi biaya kepelabuhanan.
"Pelabuhan Tanjung Perak memiliki letak strategis sebagai penghubung wilayah barat dan timur Indonesia. Oleh karenanya, pemberlakuan tarif khusus ini diharapkan mampu menurunkan biaya pengiriman barang dan daya saing logistik di wilayah timur Indonesia," kata Direktur Utama Pelindo III Doso Agung di Surabaya, Rabu (9/1).
Doso mengatakan, besaran tarif khusus tersebut saat ini masih dalam proses finalisasi dan akan segera diumumkan kepada para pengguna jasa. Besarannya, kata dia, masih dirumuskan oleh tim internal, dan batu akan diumumkan dalam waktu dekat.
"Ini nanti berlaku untuk penanganan antar terminal di Pelabuhan Tanjung Perak. Sehingga manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh para pengguna jasa,” ujar Doso.
Doso menambahkan, saat ini Pelabuhan Tanjung Perak menangani 72 jalur pelayaran peti kemas domestik. Menurutnya, itu menunjukkan Pelabuhan Tanjung Perak memiliki peran yang sangat penting dalam distribusi logistik ke berbagai wilayah Indonesia.
“Sekitar 75 persen menuju ke wilayah timur Indonesia, artinya biaya penanganan muatan di Pelabuhan Tanjung Perak sedikit banyak akan berpengaruh pada biaya logistik,” katanya.
Pakar maritim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Saut Gurning berpendapat, pemberlakukan tarif khusus tersebut merupakan usaha positif. Bahkan dianggapnya sebagai udara segar bagi para pemilik barang serta operator pelayaran di tengah berbagai kesulitan pasar, serta tingginya beban usaha jasa angkutan peti kemas nasional.
Menurutnya, usaha ini dapat memberikan optimisme baru bagi pelaku usaha peti kemas untuk tetap eksis mendukung geliat logistik maritim nasional. "Secara khusus, kata dia, rencana efisiensi biaya penanganan kontainer tersebut jelas akan memberikan dampak menguatnya preferensi pemilik barang dan pelayaran terhadap sejumlah terminal kontainer di Tanjung Perak," ujarnya.