REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Kampanye Nasional angkat bicara terkait hasil survei Indikator Politik Indonesia yang menempatkan pasangan calon 01 unggul atas lawannya. TKN mengatakan, keunggulan itu disebabkan kerja keras politik yang sesungguhnya dan bukan dikarenakan penyebaran kabar bohong.
"Terbukti bahwa hoaks dan fitnah hanya berdampak pada peningkatan militansi parpol dan tim kampanye masing-masing, tetapi tidak memiliki dampak elektoral yang signifikan," kata Seretaris TKN Koalisi Indonesia Kerja (KIK) Hasto Kristiyanto di Jakarta, Rabu (9/1).
Hasto mengatakan, hasil temuan survei Indikator itu semakin menguatkan kepercayaan Jokowi dan jajarannya untuk hijrah dari politik hoaks menuju wajah politik yang memerjuangkan kebenaran, keadilan dan kemanusiaan. Hasto mengungkapkan, politik tersebut berdampak pada pembangunan harapan yang berkemajuan, menjadi semakin relevan.
Menurut Sekretaris Jendral Partai Demomrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini hoaks hanya akan memanaskan situasi, menambah militansi internal dan anti kemanusiaan. Di saat yang bersamaan, dia mengajak seluruh seperta pemilu untuk meninggalkan hoaks dan fitnah serta meminta mereka untuk berpolitik dengan cara-cara yang mencerahkan.
"Rakyat lebih mengapresiasi politik santun dan rakyat berpikir kritis serta jernih dan tidak terpengaruh hoaks," katanya.
Sebelumnya, hasil survei Indikator Politik Indonesia terbaru menempatkan pasangan calon Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul dengan 54,9 persen suara dibandingkan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno 34,8 persen. Meski demikian, Hasto meminta menegaskan agar seluruh jajaran tim kampanye dan partai politik koalisi terus bekerja keras dan tidak cepat puas diri.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, mengatakan pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto- Sandiaga Uno masih berpeluang memenangi Pilpres 2019. Ini, dia mengatakan, menyusul masih tingginya swing voters atau pemilih yang masih dapat merubah pilihannya yakni mencapai 25 persen.