Rabu 09 Jan 2019 08:14 WIB

MUI Jaga Netralitas Jelang Pemilu Serentak 2019

Pengurus MUI boleh mendukung calon, tetapi tak boleh membawa nama organisasi.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ratna Puspita
Sekretaris Jenderal MUI, Anwar Abbas
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Sekretaris Jenderal MUI, Anwar Abbas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai organisasi mendukung secara aktif untuk menyukseskan dàn menciptakan Pemilihan Umum Serentak 2019 yang bebas, jujur, adil, dan berakhlak. Untuk itu, seluruh personalia pimpinan MUI harus bisa menjaga netralitas organisasi.

Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mengatakan, seluruh personalia MUI secara organisasi tidak boleh menyeret MUI ke dalam praktik dukung-mendukung calon yang ada. "Agar kredibilitas MUI di tengah-tengah masyarakat tetap terjaga dan terpelihara, maka seluruh personalia pimpinan MUI harus bisa menjaga netralitas organisasi," tutur dia dalam keterangan pers, Rabu (9/1).

Akan tetapi, lanjut dia, ini tidak juga berarti bahwa pengurus MUI secara pribadi tidak boleh terlibat dalam dukung-mendukung salah satu calon atau pasangan calon. "Masing-masing anggota pimpinan dipersilakan saja untuk mendukung, memperjuangkan, dan memilih salah satu calon atau paslon yang disukai dan didukungnya, tetapi jangan membawa-bawa nama organisasi MUI," ujarnya.

Kemudian, Anwar mengatakan, MUI juga mengimbau agar seluruh personalia pimpinan MUI tetap menjaga ukhuwah Islamiyah atau persatuan dan kesatuan. Dengan demikian, soliditas di antara pimpinan MUI tetap terjaga dan terpelihara dalam memperjuangkan dan menyalurkan aspirasinya.

"MUI mengimbau kepada para anggota pimpinan dan kepada semua pihak untuk saling menghormati dan tidak saling jelek-menjelekkan antara satu dengan lainnya. Jangan sampai kontestasi yang diselenggarakan satu kali dalam lima tahun ini merusak hubungan persudaraan yang harus dan wajib kita bangun dan kita pertahankan selama-lamanya," katanya.

Dalam Pileg dan Pilpres ini, lanjut Anwar, seluruh personal pimpinan MUI harus bisa membangun dan mengembangkan sikap tawadud dan tarohum atau sikap saling mencintai dan saling menyayangi di kalangan umat dan warga bangsa. Supaya, tauhidul ummah atau persatuan dan kesatuan umat tetap terjaga dan terpelihara.

Selain itu, juga harus menjauhkan sikap taghadhub dan tahasud atau saling marah dan saling membenci agar persatuan dan kesatuan di antara umat dan warga bangsa di negeri ini tetap terpelihara. "Sehingga pembangunan yang kita jalankan dapat terselenggara sesuai dengan yang kita harapkan," ucapnya.

Berbagai sikap dan pandangan MUI tersebut dirumuskan dan diputuskan dalam rapat dewan pimpinan MUI pada Selasa (8/1) untuk menghadapi Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) April 2019. Pada rapat itu, Ketua Umum MUI KH Ma'ruf Amin juga turut memberikan arahan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement