REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei menyebut BNPB akan menyiapkan rancangan kerja atau cetak biru khusus soal mitigasi atau pencegahan bencana di Indonesia. Itu disampaikan Willem menyusul desakan anggota Komisi VIII DPR dalam rapat dengan BNPB agar lebih mengedepankan mitigasi daripada penanggulangan bencana.
"Nampaknya dari kita semua kalau (mitigasi) tidak dipisahkan maka kurang tajam. Kan maunya ini diperkuat, preventifnya diperkuat, kami akan buat blue print soal mitigasi," ujar Willem di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (8/1).
Menurut Willem, blue print khusus mitigasi itu diperlukan meskipun BNPB telah mempunyai rencana induk penanggulangan bencana yang di dalamnya sudah terdapat mitigasi.
Ia melanjutkan, blue print mitigasi nantinya termasuk di dalamnya sistem peringatan dini atau early warning system (EWS). Untuk EWS sendiri kata Willem mencakup dari hulu sampai hilir.
"Mulai peralatan itu sampe setelah alat itu bekerja dan bagaimana infomasi yang didapat dari alat itu bisa dikomunikasikan kepada yang berkepentingan," kata Willem.
Ia mengatakan, mulai dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Pemerintah hingga masyarakat. Namun persoalan yang terpenting kata Willem, adalah bagaiamana melatih pihak tersebut dalam merespon EWS.
"Tidak sampai disitu setelah dikomunikasikan ke masyarakat, lalu masyarakat setelah menerima tau bagaimana merespon, nah ini butuh pelatihan," ujarnya.