Senin 07 Jan 2019 20:59 WIB

PDIP: Bocoran Pertanyaan Debat Untungkan Prabowo-Sandi

Politikus PDIP heran BPN Prabowo-Sandi memprotes pemberian kisi-kisi pertanyaan.

Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Charles Honoris
Foto: ANTARA
Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Charles Honoris

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus PDI Perjuangan Charles Honoris menilai keputusan KPU yang memberikan daftar pertanyaan kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden sebelum pelaksanaan debat justru menguntungkan pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Salahuddin Uno. Charles juga mengaku heran karena kubu Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi memprotes pemberian kisi-kisi pertanyaan di debat capres-cawapres.

"Justru menguntungkan Prabowo/Sandi yang sering 'offside' karena tidak memakai data dalam menyampaikan pernyataan kepada publik. Kalaupun menggunakan data, data yang disampaikan pun kerap salah," kata Charles dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (7/1).

Charles mencontohkan pernyataan Prabowo tentang selang cuci darah di RSCM dipakai untuk 40 orang yang kemudian dibantah oleh pihak RSCM. Selain itu, juga pernyataan Sandiaga yang tidak berutang saat membangun Tol Cipali. Menurut Charles, publik berhak atas informasi yang benar, bukan informasi tanpa data, apalagi hoaks. Kalau informasi yang diberikan asal-asalan, publiklah yang paling dirugikan.

"Jadi, daftar pertanyaan dari KPU ini supaya Prabowo tidak lagi menyebut Haiti ada di Afrika," ucapnya.

Anggota Komisi I DPR RI ini mengatakan bahwa debat capres dan cawapres bukan cerdas cermat untuk menjawab pertanyaan hafalan.  Menurutnya, yang harus dimengerti juga adalah keputusan KPU terkait dengan pemberitahuan daftar pertanyaan debat tidak bisa dibuat tanpa kesepakatan dari kedua tim sukses.

"Bahkan, saya mendengar kubu Prabowo-lah yang pertama kali meminta kisi-kisi diberikan. Jadi, kalau mau protes, silakan protes kepada timses yang menyetujui, bukan berkoar-koar di media sosial," ujarnya.

Bagi Jokowi, kata Charles, debat bukanlah hal sulit, dengan atau tanpa daftar pertanyaan sebelumnya. Jokowi sudah kenyang pengalamanan dalam memimpin pemerintahan, mulai dari wali kota, gubernur di ibu kota negara, sampai jadi presiden sekarang ini.

"Pak Jokowi tinggal bercerita saja tentang kesuksesan pemerintahan dan prestasi yang telah dia buat selama ini. Sebaliknya, bagi Prabowo debat itu mungkin sulit karena dia tidak punya pengalaman dalam pemerintahan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement