REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Bencana gelombang tsunami yang melanda wilayah pesisir Lampung, berdampak pada menurunnya jumlah kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara ke destinasi wisata pada akhir tahun 2018. Dinas Pariwisata Provinsi Lampung mencoba membangkitkan kembali sektor pariwisata bahari di Lampung pada tahun 2019.
“Kami mengakui ada penurunan jumlah wisatawan ke Lampung pascamusibah tsunami. Tapi, tetap ada yang berkunjung jumlahnya saja yang menurun,” kata Kepala Dinas Pariwisata Lampung Budiharto di Bandar Lampung, Senin (7/1). Ia tidak bisa merinci jumlah penurunannya.
Menurut dia, sektor pariwisata di Lampung sedang giat-giatnya mengejar target jumlah wisatawan pada tahun lalu, dengan berbagai penyediaan sarana dan prasara, infrastruktur, dan juga kesiapan layanan transportasi darat, udara, dan laut. Namun bencana tidak bisa mengetahui, sehingga kunjungan wisatawan khususnya wisata bahari menurun.
Berdasarkan data di Dinas Pariwisata Lampung, target jumlah kunjungan wisatawan ke Lampung mencapai 15 juta orang pada tahun 2018. Jumlah target tersebut mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya (2017) yang hanya tujuh juta orang atau 120 persen. Target tersebut didukung dengan program dan event wisata nasional, penambahan destinasi wisata, perbaikan infrastruktur, dan juga layanan publik lainnya.
Setelah bencana tsunami melanda, Budiharto berharap stakeholder pariwisata di Lampung dapat membangkitkan kembali sektor pariwisata, yang selama ini khususnya di destinasi wisata bahari (alam laut, pantai, dan pulau) merosot tajam. Meskipun status Gunung Anak Krakatau masih status Siaga atau level III, dan ada peringatan menjauh pantai 500 meter, ia menyatakan sektor pariwisata tetap bangkit kembali di sektor wisata alam dan budaya lainnya.
“Sektor pariwisata Lampung tidak hanya pantai, laut, atau pulau saja. Tapi, masih banyak destinasi wisata di Lampung yang menarik seperti taman nasional, wisata alam dan budaya lainnya. Sektor ini yang perlu kita galakkan lagi di media,” katanya.
Ketua PHRI Lampung Didik mengakui rencana kedatangan wisatawan dari luar Lampung untuk berwisata di Lampung harus kandas, setelah bencana tsunami melanda kawasan pesisir Lampung. “Ke depan, kita harus mempromosikan lagi, bahwa pariwisata Lampung aman. Lampung is save now,” katanya.
Menurut dia, meski belum ada penurunan status GAK dari Siaga menjadi Waspada, sektor pariwisata tetap berjalan, meskipun tidak hanya sebatas sektor wisata bahari, seperti pantai, laut, dan pulau. “Masih banyak destinasi wisata yang perlu kita semua promosikan dan bangkitkan lagi di Lampung, agar wisatawan beralih ke destinasi tersebut,” ujarnya.
Dinas Pariwisata Lampung akan menata sarana dan prasarana destinasi wisata terkena dampak sunami, termasuk penyediaan amenitas pariwisata. Melakukan sosialisasi sadar wisata, mitigasi bencana, mengoptimalkan destinasi buatan, budaya, dan alam (pegunungan, hutan, dan air terjun).
Budiharto mengatakan, dalam waktu dekat sejumlah elemen kepariwisataan akan melakukan aksi bersih-bersih pantai untuk mebentuk citra pariwisata Lampung yang aman untuk berwisata. Dalam rangka mempromosikan Lampung pascabencana tsunami, stakeholder pariwisata Lampung akan mengemas paket wisata dengan Lampung Great Sales Hot Deals, menyelenggarakan Event Toursm Sales Mission di Yogyakarta.