Senin 07 Jan 2019 17:15 WIB

Masyarakat Masih Diminta Jauhi Selat Sunda

Waspada tsunami masih diterapkan dalam radius 500 meter dari tepi pantai.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Muhammad Hafil
Selat Sunda
Foto: Republika/Prayogi
Selat Sunda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) masih mempertahankan imbauan hingga pada Senin, (7/1) agar masyarakat menjauhi selat Sunda. Sebab dikhawatirkan ada gelombang tinggi yang sewaktu-waktu muncul.

Deputi Bidang Geofisika BMKG, Muhamad Sadly mengatakan lewat informasi Badan Geologi, masyarakat tetep diminta menjauh dari bibir pantai. Hal itu didasari perkembangan erupsi Gunung Anak Krakatau dan mempertimbangkan kondisi lereng, tebing dasar laut serta potensi kegempaan di Selat Sunda.

"Maka zona waspada tsunami masih diterapkan dalam radius 500 meter dari tepi pantai yang berada pada elevasi rendah atau kurang dari 5 meter di atas permukaan laut," katanya dalam keterangan resmi.

Ia meminta masyarakat tetap tenang dan waspada ketika beraktivitas di kawasan pantai Selat Sunda. Khususnya dalam radius 500 meter dari tepi pantai yang berada pada elevasi rendah. Pihak BMKG bersama lembaga terkait terus memantau perkembangan status Gunung Anak Krakatau.

"BMKG beserta Badan Geologi dengan dukungan TNI dan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman masih tetap terus memantau, dan akan terus menyampaikan informasi perkembangannya," ujarnya.

Ia menyebut BMKG punya sejumlah saluran untuk menyampaikan informasi pada masyarakat. "Mohon terus memonitor perkembangan informasi terkait kewaspadaan bahaya tsunami, melalui website, aplikasi mobile dan media sosial," tambahnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement