REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menyampaikan laporan aktivitas Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, sepanjang Jumat (4/1) hingga Sabtu dini hari mengalami 82 kali kegempaan letusan. Pada periode pengamatan 4 Januari 2019, pukul 00.00 sampai dengan 24.00 WIB, visual gunung jelas hingga kabut 0-III.
Menurut Deny Mardiono, staf Kementerian ESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau dalam rilis yang diterima di Bandarlampung, asap kawah bertekanan sedang hingga kuat teramati berwarna putih dan kelabu. Asap kawah tercatat dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 300-2.000 meter di atas puncak kawah.
Aktivitas Gunung Anak Krakatau untuk kegempaan letusan tercatat 82 kali, amplitudo 10-35 mm, durasi 29-187 detik. Embusan 36 kali, amplitudo 6-22 mm, durasi 35-105 detik. Vulkanik dalam satu kali, amplitudo 17 mm, S-P 1,6 detik, durasi 11 detik. Tremor menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 1-21 mm (dominan tujuh milimeter).
Gunung api di dalam laut yang kini ketinggiannya menyusut dari semula 338 meter dari permukaan laut (mdpl) menjadi 110 mdpl tersebut sepanjang pengamatan cuaca cerah dan berawan. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah barat, utara, timur laut, dan timur. Suhu udara 25-32 derajat Celsius, kelembapan 59-94 persen.
Data tersebut diambil dari Stasiun Sertung, salah satu pulau di dekat Gunung Anak Krakatau. Kesimpulan tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau Level III (Siaga), sehingga masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius lima kilometer dari kawah.