Jumat 04 Jan 2019 15:44 WIB

Ribuan Turis Kapal Pesiar Berwisata ke Lombok

Pergantian tahun menjadi momentum NTB untuk menggenjot kembali kunjungan wisatawan.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Gita Amanda
Sejumlah wisatawan asing bermain olahraga air di pantai Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Kamis (16/8). Kawasan wisata Mandalika tidak terdampak oleh bencana gempa dan tetap ramai dikunjungi wisatawan asing, pihak ITDC mengundang wisatawan untuk tetap berkunjung ke kawasan pariwisata Lombok
Foto: Ahmad Subaidi/Antara
Sejumlah wisatawan asing bermain olahraga air di pantai Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Kamis (16/8). Kawasan wisata Mandalika tidak terdampak oleh bencana gempa dan tetap ramai dikunjungi wisatawan asing, pihak ITDC mengundang wisatawan untuk tetap berkunjung ke kawasan pariwisata Lombok

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Sektor pariwisata Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) berupaya bangkit dari dampak bencana. Setelah terpuruk dari segi kunjungan wisatawan pada tahun lalu, Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB menatap strategi ke depan dalam memulihkan kembali sektor pariwisata.

Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Muhammad Faozal mengatakan, pergantian tahun menjadi momentum bagi NTB untuk menggenjot kembali kunjungan wisatawan. "Tanggal 1 (Januari) kemarin, saya terima wisatawan perdana yang menggunakan AirAsia dan juga ada kabar bagus untuk cruise (kapal pesiar) pada 1 sampai 3 Januari," ujar Faozal di Mataram, NTB, Jumat (4/1).

Kata Faozal, kapal pesiar yang berlayar dari Jerman itu membawa 1.800 penumpang dan bersandar di Pelabuhan Lembar, Lombok Barat. Setelah berlabuh di Pelabuhan Lembar, para penumpang diajak melakoni one day trip ke sejumlah destinasi wisata yang ada di Lombok seperti Pantai Senggigi, Taman Nasional Gunung Rinjani, dan Gili Trawangan.

"Ini langkah bagus dalam memulai awal tahun karena hadirnya ribuan wisatawan dari kapal pesiar," kata Faozal menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement