Kamis 03 Jan 2019 10:12 WIB

Dalam 10 Tahun, 132 Longsor Terjadi di Sukabumi

BNPB meminta Pemda Sukabumi tak mudah memberikan izin tinggal di lokasi rawan bencana

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Tim Gabungan mencari korban dibawah longsoran di dusun Cimapag, Desa Sinaresmi, Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (1/1).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Tim Gabungan mencari korban dibawah longsoran di dusun Cimapag, Desa Sinaresmi, Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (1/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) mengungkap sepanjang 10 tahun terakhir, bencana tanah longsor merupakan bencana paling dominan terjadi di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

"Jadi selama 10 tahun terakhir, longsor adalah bencana yang paling banyak di Kabupaten Sukabumi, karena pada kenyataannya daerahnya rawan, sedang, sampai rawan tinggi," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di kantor BNPB, Rabu (2/12).

Baca Juga

Sutopo menyebut sepanjang periode 2009 hingga 2018, di Sukabumi tercatat bencana tanah longsor terjadi sebanyak 132 kali. Menyusul bencana puting beliung dan banjir. Oleh karena itu, ia meminta Pemerintah Daerah Sukabumi memperhatikan penataan ruang di Sukabumi. Dia meminta agar Pemda tidak dengan mudah memberikan izin tinggal di daerah rawan bencana.

"Seharusnya tugas Pemda terkait perizinan ini yang harus diatur. Sehingga korban bencana longsor tidak terus meningkat," ujarnya.

Akibat bencana ini, rencanaya warga Kampung Cimapag akan direlokasi ke wilayah yang lebih aman. Namun ia belum bisa memastikan lokasi relokasi.

"Relokasi diusahakan tidak akan jauh dari rumah mereka sebelumnya. Karena mata pencaharian warga yang mayoritas adalah petani di sawah daerah terdampak longsor," ucapnya.

Sebelumnya, tanah longsor menghantam Desa Sirnaresmi, Kampung Cimapag Sigaherong dan Kecamatan Cisolok terjadi pada 31 Desember 2018 pukul 17.30 WIB. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement