Rabu 02 Jan 2019 17:29 WIB

Sepanjang 2018, Kejadian Gempa di Sumbar Naik Dua Kali Lipat

Sebanyak 454 aktivitas gempa bumi terjadi sepanjang 2018.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Gita Amanda
Ratusan warga Kota Padang, Sumatra Barat berkumpul untuk memperingati 9 tahun bencana gempa bumi yang terjadi pada 30 Oktober 2009. Dalam acara doa bersama ini, warga juga menyelipkan doa untuk korban gempa di Palu dan Donggala.
Foto: Republika/Sapto Andika Candra
Ratusan warga Kota Padang, Sumatra Barat berkumpul untuk memperingati 9 tahun bencana gempa bumi yang terjadi pada 30 Oktober 2009. Dalam acara doa bersama ini, warga juga menyelipkan doa untuk korban gempa di Palu dan Donggala.

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Jumlah kejadian gempa bumi di wilayah Sumatra Barat (Sumbar) sepanjang 2018 naik dua kali lipat dibanding tahun 2017. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Padang Panjang merangkum, sebanyak 454 aktivitas gempa bumi terjadi sepanjang 2018. Angka ini jauh lebih banyak ketimbang kejadian gempa bumi tahun 2017 yakni sebanyak 204 kali kejadian dan 191 kali pada 2016. 

"Pada 2018, BMKG Padang Panjang mencatat peningkatan aktivitas gempabumi di wilayah Sumbar. Dilihat perbandingannya, peningkatan pada 2018 cukup drastis," jelas Kasi Data dan Informasi BMKG Padang Panjang Mamuri, Rabu (2/1). 

Bila dirinci, gempa bumi dengan magnitudo kurang dari M 3,0 skala Richter (SR) sebanyak 81 kali sepanjang 2018. Sedangkan gempa dengan magnitudo antara 3,1 hingga 4,0 sebanyak 247 kali, gempa dengan magnitudo 5,1 hingga 6,0 sebanyak 24 kali, dan gempa bumi dengan magnitudo di atas 6,0 tidak terjadi sepanjang 2018. 

Mamuri menambahkan, dari kedalaman pusat gempa bisa dilihat bahwa sebanyak 380 kali gempa dangkal, kedalaman kurang dari 60 kilometer (km), terjadi di Sumbar sepanjang 2018 lalu. Gempa menengah, kedalaman pusat gempa 60-300 km, terjadi sebanyak 73 kali dan gempa dalam dengan kedalaman lebih dari 300 km terjadi sebanyak 1 kali. 

"Dilihat dari lokasi dan kedalaman, gempa di Sumbar tahun 2018 didominasi gempa dari aktivitas subduksi (tumbukan) lempeng tektonik Indo-Australia yang menyusup ke bawah lempeng Eurasia," jelas Mamuri. 

Kondisi geologi tersebut bisa dilihat dari rekaman gempa bumi dangkal di sebelah barat pantai barat Sumatra hingga gempa bumi menengah dan dalam di daratan Pulau Sumatra. Sementara itu, aktivitas sesar di Sumbar didominasi oleh aktivitas Segmen Sianok. Aktivitas segmen ini menimbulkan beberapa kali gempa bumi yang dirasakan warga Bukittinggi, Padang Panjang, dan sekitarnya. 

Catatan selama 2018 juga menunjukkan adanya dua kali gempa bumi merusak yang terjadi. Gempa pertama terjadi, pada Jumat (20/7), dengan pusat gempa di Kepulauan Mentawai dengan magnitudo 5,2 SR. Gempa ini tercatat merusak 12 rumah di Kepulauan Mentawai. Selang satu hari kemudian, terjadi gempa bumi merusak di Padang Panjang dengan magnitudo 5,3 SR dan merusak 12 rumah di Padang Panjang.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement