Rabu 02 Jan 2019 16:15 WIB

7 Korban Tsunami RSUD Pandeglang Belum Teridentifikasi

Sampai saat ini jenazah korban masih di RSUD Pandeglang.

Petugas mengevakuasi jenazah korban bencana Tsunami di Kawasan Sumur, Pandeglang, Banten, Selasa (25/12).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas mengevakuasi jenazah korban bencana Tsunami di Kawasan Sumur, Pandeglang, Banten, Selasa (25/12).

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Polda Banten merilis masih ada tujuh korban meninggal dunia akibat tsunami di Selat Sunda belum teridentifikasi. Sampai saat ini jenazah korban masih di RSUD Pandeglang.

Kabid Humas Polda Banten AKBP Edy Sumardi di Serang, Rabu (2/1) mengatakan, data update korban bencana Tsunami di Wilayah Banten, berdasarkan data yang berhasil dihimpun Kabid Humas Polda Banten dari sumber Tim DVI Mabes Polri, korban meninggal dunia (MD) berjumlah 255 orang. Kemudian sudah teridentifikasi berjumlah 248 orang dan sudah diserahkan kepada pihak keluarganya.

"Data korban meninggal dunia yang teridentifikasi namun belum diambil oleh pihak keluarganya, sampai hari ini di RSUD Berkah Pandeglang nihil," kata Kabid Humas Polda Banten AKBP Edy Sumardi didampingi Kabid Dokkes Polda Banten AKBP Dr Nariyana.

Namun demikian, Edy menyebut jumlah korban yang belum teridentifikasi sejumlah tujuh orang. Terdiri atas pria dewasa empat orang, wanita dewasa dua orang, kemudian wanita di bawah usia 10 tahun, berjumlah satu orang.

"Sehingga total korban meninggal dunia yang masih belum teridentifikasi namun telah diketahui ciri-ciri khususnya berjumlah tujuh orang. Saat ini masih berada di RSUD Pandeglang," kata Edy.

Edy mengatakan, rincian jenazah yang belum teridentifikasi di RSUD Berkah Pandeglang, adalah:

1. DVI/SMR/0111 memiliki sebagian ciri-ciri di antaranya, laki-laki perkiraan usia 20 hingga 30 tahun. Memiliki ciri khusus pada pipi kiri di bawah sudut mata terdapat tahi lalat, di atas sudut bibir terdapat tahi lalat, pada pangkal lengan atas kanan sisi depan terdapat tahi lalat, pada dada sisi kanan terdapat tahi lalat. Pria ini memiliki rambut lurus hitam panjang 1,5 cm, pada tepi bawah lulut kanan terdapat jaringan parut. Ciri selanjutnya tinggi badan 157 cm, korban menggunakan celana dalam bahan kaos warna biru terdapat tulisan Hicoop, memakai gelang manik-manik bulat bahan kayu warna coklat dengan tali benang.

2. DVI/CRT/0108, perempuan perkiraan usia 4 hingga 5,5 tahun dengan memiliki ciri khusus yakni tahi lalat berwarna hitam di dahi, pelipis kanan, di bawah kelopak mata kiri dan bokong kanan. Memakai anting bentuk bulat tanpa mata warna kuning emas terpasang pada dua telinga, pakaian gaun bahan kaos warna biru jenis long dres.

3. DVI/SMR/0092, perempuan dewasa berusia antara 30 hingga 45 tahun. Tinggi badan sekitar 150 cm. Ciri khusus: kuku jari kedua tangan tampak panjang dengan ujung kuku terpotong rata, rambut hitam beruban lurus panjang. Pada kedua lutut ada jaringan parut berwarna lebih terang di sekitarnya.

4. DVI/LABUAN/0105, perempuan berusia sekitar 27 hingga 40 tahun, tinggi badan 155 cm. Ciri khusus rambut hitam panjang 17 cm, celana dalam bahan katun hitam polos, bekas tindikan di kedua cuping telinga.

5. DVI/CRT 0096, laki-laki dewasa tinggi 169 cm. Ciri khas, tidak disunat, rambut hitam pendek cepak, memiliki tahi lalat di dada sisi kiri, di bawah puncak bahu kiri terdapat tahi lalat bulat coklat, tidak menonjol. Tepat puncak bahu kiri, terdapat dua tahi lalat, bulat, hitam. Korban juga berambut lebat pada tangan dan kaki.

6. DVI/PLTU LB/0113, laki-laki dewasa, tinggi badan 165 cm. Ciri lainnya pada pipi kanan terdapat tahi lalat berwarna hitam, terdapat tahi lalat pada pipi kiri warna coklat bentuk bulat.

7. DVI/PTI cemara/0117, laki laki dewasa, umur 40 hingga 50 tahun. Memakai singlet warna putih bahan kaos merk "VIP SPORTY" ukuran 36.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement