REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Pemilik dan pengelola vila di Puncak-Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, mengeluh karena pengunjung pada libur panjang akhir tahun sepi. Akibatnya, mereka tidak mendapat penghasilan.
"Libur panjang akhir tahun kali ini, paling parah dibandingkan tahun sebelumnya. Sesepinya pengunjung masih ada empat sampai lima vila terisi. Namun tahun ini, tidak satupun vila yang terisi," kata Ujang Dedi pengelola belasan Vila di Desa Sukatani, Kecamatan Pacet pada wartawan Selasa.
Dia menjelaskan tahun sebelumnya, tujuh dari 13 Vila yang dikelolanya sudah terpesan satu bulan menjelang akhir tahun. Belasan vila itu akan terisi penuh dua hari menjelang pergantian tahun.
Namun tahun ini, dia terpaksa menutupi biaya operasional dari kantong sendiri karena sepinya pemesan. Dia dan pengelola vila lainnya, menduga sepinya angka kunjungan ke kawasan tersebut disebabkan sejumlah faktor.
Misalnya, ia menyebutkan, belum tuntasnya perbaikan jalan yang amblas di kawasan Puncak. Selain itu, penutupan jalur menuju Puncak-Cianjur dari kedua arah Bogor dan Cianjur serta merebaknya isu gempa dan bencana alam lainnya di kawasan tersebut.
"Beberapa pekan sebelumnya kalau untuk beberapa pesanan sudah masuk, namun mereka membatalkan karena isu bencana alam mengancam kawasan Puncak. Harapan kami kedepan tidak ada lagi isu dan angka kunjungan tetap meningkat," katanya.
Hal yang sama diakui pengelola hotel berbagai kelas di kawasan tersebut. Dari target kamar yang mereka miliki terisi penuh, hanya mencapai 80 persen sehingga mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.
Bahkan tahun lalu, sebagian besar hotel berbintang dan kelas melati terpaksa menolak tamu yang datang. "Tahun ini angka hunian menurun drastis. Dari seratusan kamar yang tersedia, hanya 70 persen yang terisi, sebagian besar pemesan merupakan langanan lama dari Jabodetabek. Berbagai faktor penyebab salah satunya perbaikan jalur utama yang belum tuntas," kata Iman staf hotel berbintang di Jalan Raya Cipanas-Puncak.