Senin 31 Dec 2018 16:39 WIB

Menularkan Virus Cinta Lingkungan Lewat Mapela

Kehadiran Mapela dipicu niat warga untuk berubah dan CSR PT Yutaka Manufacturing

Bank Sampah Mapela di Kampung Berseri Astra RW 05 Perumahan Telaga Murni
Kerajinan tangan di Kampung Berseri Astra RW 05 Perumahan Telaga Murni Kabupaten Bekasi

Tularkan Virus Cinta Lingkungan

Bendahara KSM Mapela, Ngadino mengatakan butuh waktu, tenaga dan kesabaran untuk menularkan virus cinta lingkungan. "Kami mendatangi satu per satu Ketua RT, biasanya kalau dari ketua RT kan nanti warganya jalan juga," ucap pria berusia 48 tahun ini.

Usai dipicu oleh kehadiran deretan pohon Pucuk Merah, Mapela menelurkan beragam program untuk mengajak warga memperindah lingkungan. Pertama, menurut Ngadino, Mapela menghibahkan 80 bibit Pucuk Merah kepada tiap RT. Warga pun ketika itu menilai 80 bibit untuk satu RT di rasa kurang.

Atas dasar itu warga mulai urunan mengeluarkan dana untuk membeli bibit. Deretan pohon pucuk harum pun mulai hadir di depan rumah warga.

Setelahnya salah satu yang mendorong warga mulai peduli lingkungan adalah gelaran lomba kebersihan antar RT yang pertama kali digelar 2016. Disni kemampuan warga berkreativitas benar-benar di uji. 

Tak hanya orang dewasa, anak-anak pun ikut serta memperindah RT. Bila sang ibu menanam, ucap Pak Dino, anak-anaknya mewarnai pot. Salah satu yang berkesan dari dua kali gelaran Lomba Kebersihan RT adalah lukisan 3 Dimensi.

Jurinya pun tidak main-main, karena menghadirkan perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi, perwakilan PT YMI dan wakil Desa Telaga Murni. Hasilnya usai menggelar lomba kebersihan, Perum Telaga Murni menyabet Juara 1 K7 se Kabupaten Bekasi tahun 2017. "Sayangnya setelah itu kita nggak boleh ikut lagi, karena biar adil sama yang lain," tutur dia sambil tertawa.

Program unggulan

Selain perlombaan, Mapela juga memiliki beberapa program unggulan. Salah satu program yang rencananya akan digenjot di Januari 2019 adalah Sadatasu alias Sampah Dapur Tanaman Subur. Sadatasu ini, berasal dari sampah dapur alias sisa makanan, seperti nasi, lauk pauk atau pun buah yang kemudian dimasukkan ke dalam sebuah drum biru berkapasitas 80 liter.

Drum itu akan menjadi wadah mengolah sampah-sampah menjadi pupuk cair organik yang bisa menghasilkan lima liter per drum. Tiap-tiap RT ditargetkan memiliki dua drum pengolahan tersebut.

Ketua Mapela Sunyoto menjelaskan sebenarnya program ini telah dijalankan sejak awal 2018 hanya saja dalam kapasitas proyek perorangan. Setiap warga, ia salah satunya, mengumpulkan sampah dapur ke dalam toples kecil dan kemudian diberikan formula khusus agar bisa terjadi proses fermentasi.

photo
Wadah tempat proses fermentasi untuk pembuatan pupuk cair organik di RW 05 Perumahan Telaga Murni

Toples tersebut menurut dia kemudian diberi cairan formula khusus, agar terjadi fermentasi. Proses penguraian ini memakan waktu dua pekan, dimana dari wadah berkapasitas tiga liter menghasilkan cairan maksimal 500 ml dalam wadah kotak berwarna putih. "Nilainya kalau dijual bisa Rp 25 ribu. Kadang dijual dalam pameran Astra, kadang dikasih kalau tetangga atau saudara ada yang meminta," ucap dia.

Proyek kecil ini pun diganjar Juara 1 Astra Cerdas Lomba Rumah Pintar Astra dengan nilai Rp 10 juta dalam pembuatan pupuk cair di Juni 2018. Ke depan,ia berharap tiap RT memiliki drum-drum komposting tersebut. Sehingga tidak lagi hanya bersifat perorangan seperti di 2018.

Sementara program lainnya yang terkait sampah adalah pengumpulan sampah plastik di bank sampah. Setiap sepekan, tim Mapela akan mengambil sampah-sampah plastik atau kardus dari tiap RT untuk ditaruh di Bank Sampah.

Semua data tersebut akan disimpan di dalam buku tabungan yang dimiliki tiap RT dan tiap warga. 

Hanya saja yang unik, seperti menyilangkan antara pilar kesehatan dan lingkungan, Mapela memiliki program khusus yang menyasar anak-anak, ibu hamil dan lansia. Namanya Tabulan Tabulin, yang artinya Tabungan Ibu Lansia dan Tabungan Ibu Bersalin.

Jadi, ibu hamil selagi melakukan kegiatan rutin Posyandu bisa menabung 'sampah' plastik selama sembilan bulan. Begitu juga dengan tabungan orang tua atau lansia, dimana warga usia lanjut bisa menabung untuk kebutuhan diri sendiri.

Melanjutkan terkait sampah, tidak semua masuk ke para penampung. Tim Mapela akan memilah khususnya label-label dari minuman atau sachet kopi agar tidak dibuang. Setelahnya, akan dibuat beragam kerajinan tangan berupa tas hingga kotak tissue.

Ketua PKK RW 05 Karsini atau biasa dipanggil Ibu Avni bercerita sedikit soal kebiasaan warga menciptakan beragam kerajinan tangan. Sebenarnya sudah sejak 2015 kelompok PKK melakukan aktivitas menghasilkan kerajinan tangan.

Akan tetapi setelah menjadi bagian CSR YMI, maka diberi wadah melakukan aktivitas penjualan dan pameran. "Sedari awal kami ingin pengurus PKK lebih berdaya guna, apalagi setelah menjadi bagian dari Kampung Berseri Astra. Kami sering ikut seminar Astra Internasional terutama dalam pengelolaan keuangan," ucap dia.

Kerajinan itu berasal dari kain sisa, sampah plastik seperti botol plastik dan sachet kopi serta koran. Bahan-bahan itu kemudian di daur ulang, seperti koran yang dibasahi kemudian dipilin-pilin kecil untuk dijadikan tas, hiasan meja atau kotak tissue.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement