REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Menghadapi Tahun Baru 2019, Gubernur Banten Wahidin Halim mengimbau agar seluruh masjid yang ada di wilayah Provinsi Banten untuk melaksanakan shalat Ghaib dan berzikir bersama. Warga juga diharapkan memanjatkan doa agar Banten selalu ada dalam keselamatan dan lindungan Allah SWT.
Hal ini dinyatakan Gubernur Banten Wahidin Halim dalam surat edarannya tentang Pergantian Tahun Baru Masehi di Provinsi Banten. Surat edaran tersebut ditujukan kepada bupati/walikota se-Provinsi Banten, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Banten, Kepala OPD/biro Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten, Pimpinan Lembaga/Organisasi Keagamaan. Surat Edaran tersebut dikeluarkan dalam rangka memelihara ketentraman dan ketertiban dalam masyarakat.
Adapun surat tersebut menyatakan imbauan untuk menjauhi dan tidak melakukan kegiatan apapun di sepanjang pantai dan mengisi malam pergantian tahun dengan kegiatan ibadah. Bagi yang beragama Islam agar diisi dengan kegiatan di masjid sekitar rumahnya, diisi dengan istighosah, berdzikir dan berdoa, serta melaksanakan Shalat Ghaib bagi para korban tsunami Selat Sunda.
Gubernur dan seluruh pegawai Pemprov Banten awalnya akan melaksanakan Shalat Istighosah di tempat yang terkena bencana. Namun setelah beberapa tempat disurvei ternyata rata-rata lokasi dan fasilitas umum masih dalam kondisi pembenahan dan pembersihan sehingga tidak memungkinkan untuk menggelar acara atau kegiatan yang melibatkan ribuan orang jamaah.
Apalagi, acara ini rencananya akan dihadiri juga para pegawai Pemprov Banten yang mencapai lebih dari 4.000 orang. Untuk itu, pegawai Pemprov Banten dan jamaah dari warga akan difokuskan Shalat Ghaib dan dzikir bersama di Mesjid Raya Al-Bantani KP3B, Kota Serang. Masjid-masjid sekitar wilayah yang terkena bencana juga akan menggelar acara sama.
Gubernur pun akan mengirimkan perwakilan pemprov dan meminta MUI di setiap daerah tersebut untuk memimpin doa dan dzikir di malam tahun baru ini.
Selanjutnya, Gubernur Banten mengharapkan agar malam tahun baru di Banten tidak ada hal yang kontras. Di sisi lain ada yang menderita karena bencana dan sisi lain ada yang berlebihan merayakannya.
"Kami sedang prihatin atas kejadian musibah tsunami yang melanda pesisir Banten, tadinya saya ingin hadir di tengah-tengah masyarakat, tapi ternyata keadaannya belum memungkinkan. Kita doakan saja bersama-sama," ujar Wahidin, Ahad (30/12).
Oleh karena itu, atas kondisi keprihatinan akan bencana tsunami di Banten, setiap walikota dan bupati di wilayah Provinsi Banten, baik yang daerahnya terkena bencana maupun tidak, akan menyelenggarakan pula Istighosah dan juga telah mengedarkan surat imbauan dan mengajak kepada warga yang beragama Islam agar melakukan Istighosah, Shalat Ghaib, dan berdoa bersama.