Jumat 28 Dec 2018 11:21 WIB

Seorang Siswi PAUD Korban Tsunami Belum Ditemukan

Balita yang hilang bernama Mega sementara kedua orang tuanya dirawat di RS Bob Bazar.

[ilustrasi] Sejumlah warga korban bencana tsunami saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Bob Bazar, Kalianda, Lampung Selatan, Senin (24/12).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
[ilustrasi] Sejumlah warga korban bencana tsunami saat menjalani perawatan di Rumah Sakit Bob Bazar, Kalianda, Lampung Selatan, Senin (24/12).

REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG SELATAN -- Seorang balita hilang saat tsunami menerjang Pulau Sebesi, Lampung Selatan, Sabtu (22/12) malam. Sampai sekarang, anak tersebut belum ditemukan.

"Kita ada satu korban hilang, satu balita umur lima tahun, sampai sekarang belum ketemu, selebihnya korban luka-luka," kata Sugeng, Pelaksana Tugas Kepala Desa Pulau Sebesi Kabupaten Lampung Selatan dihubungi dari Lampung Timur, Jumat (28/12).

Sugeng menyebutkan anak balita itu bernama Mega berumur lima tahun, siswi PAUD. Sugeng menjelaskan, Mega hilang terseret gelombang tsunami setelah terlepas dari pegangan orang tuanya.

"Dia (balita) terhempas gelombang, mungkin tidak terpegang lagi oleh orang tuanya karena terhempas gelombang," ujarnya.

Menurut dia, kedua orang tua Mega selamat dan sekarang dirawat di RSUD Bob Bazar Kalianda, Lampung Selatan. "Kedua orang tuanya selamat dan saat ini sedang di rawat di RSUD Bob Bazar karena mengalami luka, orang tuanya sangat berharap anaknya (Mega) bisa segera ditemukan," kata dia.

Sementara itu, anak-anak korban tsunami Selat Sunda yang telah diungsikan dari Pulau Sebesi dan Sebuku sementara ditampung di Lapangan Tenis Indoor Kota Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan untuk menjalani pemulihan trauma (trauma healing) oleh petugas Kemensos RI. Anita, petugas Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti) Kota Bandarlampung dari Kemensos RI menjelaskan, kegiatan pemulihan trauma yang diberikan bagi anak-anak korban tsunami itu, di antaranya menggambar, bermain, dan bernyanyi.

Menurut dia, tujuan kegiatan pemulihan trauma tersebut, agar anak-anak melupakan peristiwa tsunami yang dialami sehingga bisa kembali ceria. "Anak-anak ini diberikan trauma healing agar bisa ceria lagi dan melupakan peristiwa tsunami yang terjadi," ujar Anita.

Menurut dia, tidak hanya anak-anak dari Pulau Sebesi dan Sebuku yang mengikuti kegiatan tersebut. Namun, semua anak-anak di tempat pengungsian bencana tsunami Lampung Selatan bisa mengikutinya.

Anak-anak korban tsunami yang mengungsi itu, terlihat ceria dan antusias menggambar di atas buku gambar yang disediakan oleh petugas Sakti Kemensos RI. Mereka juga dihibur dan diajak bermain-main, termasuk bernyanyi, selain menuangkannya dalam karya gambar yang dihasilkan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement